Kisah Purel di Tempat Karaoke Plus-Plus, Nyambi Menari Penghasilannya…

Kisah Purel di Tempat Karaoke Plus-Plus, Nyambi Menari Penghasilannya…
PSK. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

"Ya itu mas, suami saya tidak tanggung jawab sama saya dan anak saya. Karena itu saya dulu masuk dan mendaftar sendiri jadi purel," akunya.

Selain untuk menghidupi anaknya, perempuan berambut sebahu tersebut mengaku jika penghasilan dari menari striptease juga digunakan untuk melakukan perawatan tubuh. "Itu habisnya juga besar Mas. Mau bagaimana lagi, ini juga dagangan," candanya.

Perkataan Bulan itu memang benar adanya. Untuk merawat dan menjaga bentuk tubuhnya agar menarik, ia bisa menghabiskan Rp 4 juta-Rp 7 juta per bulan.

Belum lagi untuk mengikuti gaya hidup yang serba tak mau ketinggalan. "Ya kalau sedang punya uang banyak kan inginnya beli apa saja. Pakaian juga harus ganti-ganti terus kan," ujarnya.

Karena itu, meski berpenghasilan banyak, hingga saat ini ia mengaku belum memiliki kediaman sendiri. “Masih kontrak kosan, Mas,” ujarnya.

Agak berbeda dengan cerita Bunga. Perempuan yang menjadi purel sejak 2004 ini mengatakan bayaran menjadi penari telanjang saat itu tak banyak. Jauh lebih sedikit dibanding saat ini. "Bayarannya cuma Rp 200 ribu per jam," ujarnya.

Agar bayarannya bertambah, Bulan menyebut banyak rekannya yang bersedia di-BO. Biasanya itu dilakukan pemandu lagu freelance.

Menurut Bunga, ada dua jenis pemandu lagu. Yang menetap di satu rumah karaoke dan yang freelance atau panggilan. “Biasanya pemandu lagu yang freelance itu yang lebih berani," ujarnya.

Penghasilan yang besar. Itulah daya tarik utama para pemandu lagu di tempat karaoke plus-plus mau menerima ‘job sampingan’ ber-striptease.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News