Kisah Ridwan, Siswa SMK yang Memangku Polisi Terbakar di Cianjur

Kisah Ridwan, Siswa SMK yang Memangku Polisi Terbakar di Cianjur
M. Ridwan Suryana. Foto: Ahmad Fikri

"Saat tubuh pak polisi terbakar saya hanya bisa terdiam karena takut api menjalar. Setelah api berhasil dipadamkan, tubuh bapak polisi ditinggalkan karena polisi sibuk menangkap mahasiswa," katanya.

Pada saat itulah, hatinya tergerak untuk memberikan pertolongan dan mendampingi Erwin dengan memberikan air minum sambil memangku tubuh korban yang tergeletak di pinggir jalan.

Hingga akhirnya, tim medis dan beberapa petugas fokus untuk membawa korban ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan.

"Sempat ada perasaan takut dan ngeri melihat luka bakar yang dialami korban, tetapi hati saya tergerak untuk membantu karena setelah berhasil dipadamkan, tidak ada yang mendampingi korban yang ditinggal sendiri dengan luka bakar yang cukup parah," katanya.

Saat terjadi aksi unjuk rasa mahasiswa yang berujung ricuh di depan kantor bupati setempat itu, Ridwan sedang istirahat dari praktik kerja lapangan di tempat itu.

Ia melihat polisi terkapar seorang diri setelah api yang membakar tubuhnya berhasil dipadamkan, sedangkan petugas lainnya berusaha mengamankan pengunjuk rasa yang berhamburan, kabur dari lokasi kejadian.

"Saya kebetulan sedang istrirahat dan melihat aksi unjuk rasa, begitu melihat ada kericuhan, saya sempat menjauh dan melihat seorang polisi yang tubuhnya terbakar karena takut saya tidak membantu memadamkan," kata Ridwan, anak kedua dari dua anak pasangan suami-isteri, Yeti Rohaeti dan Supriadi itu.

Ia lalu mendekati polisi yang terkapar itu untuk diberinya pertolongan. Ridwan menjadikan tangannya sebagai sandaran kepala Aiptu Erdin. Tangan satunya lagi meraih air minum kemasan yang kebetulan ada di kardus dekat korban terkapar.

Ridwan yang memberikan pertolongan pertama kepada polisi terbakar di Cianjur itu, sambil membisikkan kalimat agar korban tabah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News