Kisah Ruyati, TKI Perempuan yang Telah Dihukum Pancung di Arab Saudi

Terjebak Rayuan Calo, Pasrah Ketika Umur Jadi Lebih Muda

Kisah Ruyati, TKI Perempuan yang Telah Dihukum Pancung di Arab Saudi
Een Nuraeni, putri sulung Ruyati, menunjukkan foto ibunya yang dihukum pancung di Arab Saudi. Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos

Saat bekerja pada periode pertama dan kedua, Ruyati tidak mendapatkan persoalan. "Ibu cerita kalau majikan-majikannya yang dulu-dulu baik. Tidak pernah kekurangan makan, gaji tidak pernah telat, dan cukup istirahat. Setiap pulang, Ibu selalu tersenyum," terang Een.

Sayangnya, kondisi berbalik total saat dia berangkat untuk kali ketiga. Een menjelaskan, awalnya ide untuk berangkat itu sudah ditolak tiga anak Ruyati. Alasannya, seluruh anaknya sudah mandiri. Bahkan, mereka siap menafkahi Ruyati. Apalagi, Ruyati sudah berstatus janda.

Tabungannya selama bekerja di luar negeri juga sudah diwujudkan dalam bentuk rumah yang cukup besar, mobil angkutan kota, hingga mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.  Sayangnya, keberatan anak-anaknya itu kalah kuat dengan bujuk rayu calo TKI.

Dari laporan Migrant Care, calo atau sponsor yang merekrut Ruyati adalah Hakim alias Muhaimin. Calo itu membujuk dengan mengatakan, jika kembali menjadi TKI lagi, masa tua Ruyati bisa tenang dan tidak mengganggu anak-anaknya. Ruyati pun tergiur dan memutuskan berangkat lagi sebagai TKI ke Arab Saudi. Dia berangkat pada September 2008.

Sudah lebih dari 10 tahun Ruyati, TKI yang telah dihukum mati di Arab Saudi, merantau meninggalkan kampung halaman. Selama itu dua kali dia pulang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News