Kisah Sedih Nur, Tubuh Kurus Namun Perut Tampak Seperti Mengandung

Kisah Sedih Nur, Tubuh Kurus Namun Perut Tampak Seperti Mengandung
Nur dan Sulaiman. Foto: Radar Sorong

Sejak sang suami meninggal secara tragis, tersengat listrik pada tahun 2012, Nur mulai mencari pundi-pundi rupiah dengan berdagang seadanya. Dia pun memilih tinggal dengan mengontrak sebuah rumah di kawasan Melati Raya. Hari demi hari ia jalani dengan ikhlas. Terlebih ada sang cucu, Sulaiman, yang selalu setia mendampinginya.

Hingga pada tahun 2013, tiba-tiba Nur merasakan mual hebat pada perutnya. Ia lalu dilarikan ke RSUD Sele Be Solu. Selama 3 hari, Nur menjalani perawatan intensif. Tim medis lalu menyarankan Nur untuk menjalani operasi.

“Saya diminta puasa, karena mau dioperasi. Tapi pas besoknya, dokter bilang tidak jadi. Operasi cuma bisa di Makassar, karena saya kena tumor ganas,”kenang Nur dengan mata berkaca.

 Mendengar ada tumor ganas yang hinggap di tubuhnya, Nur seakan tersambar petir. Lidahnya kelu, tubunya bak terpental. Kalimat selanjutnya dari tim medis membuat Nur tercekik. Karena tidak memiliki kartu ajaib seperti Jamkesmas, Nur diminta menyiapkan uang minimal Rp 40 juta. Untuk mengangkat tumor yang bersarang di tubuhnya.

Nur kehilangan arah. Dia tak memiliki barang berharga untuk dijual. Dia juga bukan tuan tanah yang bisa menjual sebidang tanah. Dia hanya bisa pasrah dan berdoa. 

Para tetangga yang mengetahui keadaan Nur lalu mulai berdatangan. Mereka menyarankan Nur meminum ramuan-ramuan herbal dari tumbuhan. Betbagai jenis tumbuhan pun dia coba. Dari daun sirsak, mahkota dewa, mengkudu, hingga daun yang cukup sulit didapatkan. Semua ia jalani, demi kesembuhannya. "Saya sempat drop lagi, baru dibawa ke Rumah Sakit lagi, ada satu minggu di rawat,” tutur ibu dari tujuh orang anak ini.

Karena kondisi kesehatannya, Nur terpaksa mengorbankan sang cucu, Sulaiman. Sulaiman yang seharusnya mulai masuk Sekolah Dasar, terpaksa hanya bisa berdiam diri di rumah. Bukannya tak berusaha, Nur telah menyisisihkan uang khusus untuk biaya sekolah Sulaiman. Tapi karena kondisinya yang melemah, uang harus digunakan untuk berobat.

“Saya sudah belikan dia seragam, tapi belum saya daftarkan sekolah. Karena saya sakit bagaimana uang sekolahnya, siapa yang antar dia sekolah,” kata Nur yang didampingi Sulaiman.

TIGA tahun sudah, Nur Lestoni, wanita berusia 80 tahun yang tinggal di KM 12, Sorong, Papua Barat positif kena tumor ganas. Kian hari perutnya semakin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News