Kisah Seorang ABK, 24 Jam Duduk di Papan di Tengah Laut

Kisah Seorang ABK, 24 Jam Duduk di Papan di Tengah Laut
Syahminan di bangsal RS Fatima Ketapang. Foto: Jaidi Candra/Rakyat Kalbar

“Tiga kali tenggelam di kapal lain. Itu pun tenggelamnya di lautan besar. Seperti di Laut Karimun hampir sepekan saya hilang di laut. Ini kejadian keempat kalinya saya mengapung di laut,” jelas Syahminan.

Menurutnya, ia belum dapat memastikan apakah usai pulih dari kejadian ini, akan kembali bekerja di kapal atau berhenti mengadu nasib di tengah laut.

“Lihat nantilah. Kalau tidak kerja di laut, mau kerja apa lagi. Soalnya saya dari muda sudah kerja di laut,” katanya.

Sementara Yunia, 29, beruraian air mata. Dia salah satu keponakan Syahminan yang ditemui Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group) di Rumah Sakit Fatima Ketapang.

“Kami dapat info paman saya tenggelam, dari istrinya di Pontianak. Kami langsung mengecek ke Basarnas, setelah di cek ternyata teman satu kapal paman saya sudah ditemukan, hanya paman saya yang belum ditemukan,” katanya.

Pihak keluarga berusaha mencari Syahminan. Namun hingga malam hari, informasi mengenai keberadaannya belum juga diketahui. Bahkan pihak keluarga yang khawatir dan sedih, sempat berkumpul di rumahnya, kemudian membacakan doa dan Surah Yasin, agar Syahminan segera ditemukan, baik hidup maupun tak bernyawa.

“Kami semua tadi malam tidak ada yang tidur. Semua berdoa, baca Yasin, berharap apapun kondisinya, hidup atau mati, kami ingin bertemu sama paman kami. Alhamdulillah, paman ditemukan selamat,” tutur Yunia sambil mengusap air matanya. (*)

 


SYAHMINAN pria paruh baya ini adalah Anak Buah Kapal (ABK) Samudera Jaya I yang pecah dihantam ombak dan menghilang di laut. Jaidi Candra, Ketapang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News