Kisah Tyas, Perempuan 25 Tahun yang Mengabdi di Pelosok Lombok

"Akses, infrastruktur, minim. Dusun Bangket Molo masih lebih bagus. Akses paling aman menuju Gubuk Panggel, ya dari Bangket Molo," katanya.
Perjalanan ke Bangket Molo dari jalan raya pun masih harus melalui jalan tanah dan berbatuan selama 30 menit.
"Ketika hujan tiba, tentu akses susah dilewati," ujar Tyas.
Di Bangket Molo, terdapat sekolah satu atap (SATAP), yakni SDN 6 Praya Barat dan SMPN 6 Praya Barat.
Sembilan anak Gubuk Panggel menimba ilmu di SATAP itu. Mereka ke sekolah berjalan kaki. Kendaraan tidak bisa melewati jalan yang mereka tempuh.
"Kalau musim panas, kendaraan masih bisa. Ketika musim hujan seperti saat ini, tidak bisa sama sekali," kata Tyas.
Buat Tyas, perjalanan dan keseharian seperti itu bukan hal baru.
Bersama Tastura Mengajar, perempuan lulusan PGSD Universitas Mataram itu sudah biasa melewati akses seperti itu.
Tyas memilih mengabdi di pelosok, membimbing anak-anak yang butuh perhatian dan pendidikan.
- Anggota DPRD Lombok Tengah Ditangkap Polisi karena Kasus Narkoba, Tauhid Bereaksi Begini
- ISA Lombok FC U-16 Melaju ke Semifinal Barcelona Football Festival
- Info dari AKBP Irfan: Anggota DPRD di Lombok Tengah Ditangkap karena Narkoba
- Supli Kader PKS Edarkan Video Hina TGB, Mengaku Khilaf, Lalu Ziarah ke Makam Pahlawan
- Diduga Hina TGB di Grup WA, Legislator PKS di Lombok Dipolisikan
- Kepsek SMA Diduga Lakukan Bullying, Puluhan Siswa Berunjuk Rasa