Kisah Warga Asal Indonesia yang Hidup dengan Parkinson di Australia
Saat ini diperkirakan ada sekitar 100 ribu warga Australia yang hidup dengan Parkinson's, termasuk diantaranya warga asal Indonesia.
Dibantu dengan 'carer'
Warga asal Indonesia lain yang hidup dengan Parkinson's adalah Frans Halim, usia 64 tahun, yang tinggal di Melbourne.
Ia mengalaminya sejak tahun 2008, tapi dengan bantuan obat-obatan ia sempat bisa menjalani kehidupan yang relatif normal.
"Saya mulai merasakan komplikasi setelah 10 tahun. Pada 8 hingga 10 tahun pertama, karena mungkin obatnya manjur, saya tidak merasa apa-apa," kata Frans.
Frans yang sudah tinggal di Australia sejak tahun 1977 mengatakan ia mengalami gejala awal ketika berusia 49 tahun.
"Ketika berjalan kaki, saya jalanya diseret dan ada kekhawatiran mungkin terkena stroke," katanya.
Setelah menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan, dokter yang menanganinya kemudian memberikan obat yang digunakan untuk membantu pasien Parkinson's sehingga gejala fisik yang ia alami bisa diatasi.
Frans mengaku keadaan fisiknya sekarang mulai menurun, sehingga ia mendapat bantuan seorang 'carer' atau perawat, yang biaya ditanggung pemerintah Australia lewat skema bernama NDIS.
Sebuah studi sedang dilakukan di Australia untuk mengetahui penyebab genetik penyakit Parkinson's
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka
- Dunia Hari Ini: Empat Warga India Tewas Tertimpa Papan Reklame
- Bakamla RI Menjemput 18 Nelayan Indonesia di Australia, Lihat
- Dunia Hari Ini: Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, 37 Orang Tewas
- Verifikasi dengan Swafoto Bersama Kartu Identitas: Seberapa Aman dan Bisa Diandalkan?