Kisah Warga Asal Indonesia yang Hidup dengan Parkinson di Australia

Kisah Warga Asal Indonesia yang Hidup dengan Parkinson di Australia
Liang Tan Tiaw dan istrinya Simawati sudah tinggal di Australia sejak tahun 2007. (Koleksi pribadi)

Saat ini diperkirakan ada sekitar 100 ribu warga Australia yang hidup dengan Parkinson's, termasuk diantaranya warga asal Indonesia.

Dibantu dengan 'carer'

Warga asal Indonesia lain yang hidup dengan Parkinson's adalah Frans Halim, usia 64 tahun, yang tinggal di Melbourne.

Ia mengalaminya sejak tahun 2008, tapi dengan bantuan obat-obatan ia sempat bisa menjalani kehidupan yang relatif normal. 

"Saya mulai merasakan komplikasi setelah 10 tahun. Pada 8 hingga 10 tahun pertama, karena mungkin obatnya manjur, saya tidak merasa apa-apa," kata Frans.

Frans yang sudah tinggal di Australia sejak tahun 1977 mengatakan ia mengalami gejala awal ketika berusia 49 tahun.

"Ketika berjalan kaki, saya jalanya diseret dan ada kekhawatiran mungkin terkena stroke," katanya.

Setelah menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan, dokter yang menanganinya kemudian memberikan obat yang digunakan untuk membantu pasien Parkinson's sehingga gejala fisik yang ia alami bisa diatasi.

Frans mengaku keadaan fisiknya sekarang mulai menurun, sehingga ia mendapat bantuan seorang 'carer' atau perawat, yang biaya ditanggung pemerintah Australia lewat skema bernama NDIS.

Sebuah studi sedang dilakukan di Australia untuk mengetahui penyebab genetik penyakit Parkinson's

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News