Kisah Warga Asal Indonesia yang Hidup dengan Parkinson di Australia
'Saya menerima keadaan ini'
Di tahun 2017, Frans pernah menjalani operasi di bagian otak untuk memberikan stimulasi lebih banyak ke sarafnya.
Tapi hal tersebut masih tidak membantunya dalam menjaga keseimbangan tubuh.
"Keseimbangan adalah satu hal yang tidak bisa diperbaiki dari operasi yang saya jalani," katanya.
"Sekarang ini tanpa obat, badan saya goyang-goyang terus. Kadang tubuh saya kaku," ujar Frans.
"Saya tiap dua jam harus minum obat kalau tidak tubuh saya bisa kaku selama 10-15 menit."
Sambil menunggu adanya terobosan dalam mengobati dan menangani Parkinson's di Australia, tidak ada yang bisa dilakukan Frans, selain menerimanya.
"Kualitas hidup saya menurun, tapi saya menerima keadaan ini," katanya.
"Saya sih berharap dengan obat-obatan dan operasi yang sudah saya jalankan membuat keadaan saya tidak semakin buruk."
Sebuah studi sedang dilakukan di Australia untuk mengetahui penyebab genetik penyakit Parkinson's
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka
- Dunia Hari Ini: Empat Warga India Tewas Tertimpa Papan Reklame
- Bakamla RI Menjemput 18 Nelayan Indonesia di Australia, Lihat
- Dunia Hari Ini: Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, 37 Orang Tewas
- Verifikasi dengan Swafoto Bersama Kartu Identitas: Seberapa Aman dan Bisa Diandalkan?