KKB di Papua Sempat Sandera 15 Guru dan Paramedis

KKB di Papua Sempat Sandera 15 Guru dan Paramedis
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol A. M Kamal. Foto: Cenderawasih Pos

jpnn.com, JAYAPURA - Sekitar 15 orang guru dan paramedis yang ada di Distrik Mapundema, Kabupaten Nduga, Papua menjadi korban penyanderaan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustafa Kamal menuturkan, penyanderaan tersebut dilakukan oleh KKB pimpinan Egianus Kogeya yang juga mengaku sebagai adik dari Kelly Kwalik. "KKB telah menahan aktivitas guru dan tenaga kesehatan sejak tanggal 3 sampai 17 Oktober 2018," kata Kamal kepada wartawan, Senin (22/10).

Selama disandera, belasan guru dan paramedis itu kerap menerima perlakuan kasar. Bahkan satu di antaranya menjadi korban pelecehan seksual. Setelah melewati berbagai proses, mereka akhirnya bisa dievakuasi ke Wamena menggunakan pesawat carteran pada Kamis 18 Oktober 2018.

"KKB ini mencurigai para guru dan tenaga kesehatan sebagai aparat keamanan yang menyamar untuk mencari informasi pergerakan KKB," katanya.

Saat ini kasus tersebut tengah ditangani aparat Polda Papua. Kepolisian telah melakukan pendekatan terhadap para korban untuk dimintai keterangan terkait kasus tersebut.

“Satu korban yang mengalami kekerasan fisik dan asusila untuk dirawat di RS Bhayangkara Jayapura. Satu korban kekerasan lainnya juga dirawat di RS Wamena,” imbuh Kamal.

Dari kejadian itu, polisi segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan guna mengantisipasi adanya ganguan keamananan yang dapat terjadi sehingga aktivitas masyarakat di Kabupaten Nduga khususnya di Mapenduma berjalan seperti biasanya.

"Para guru dan tenaga kesehatan tersebut saat ini sudah berada di Wamena dan berkumpul dengan keluarga masing-masing," tandas dia. (cuy/jpnn)


Penyanderaan tersebut dilakukan oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogeya yang juga mengaku sebagai adik dari Kelly Kwalik.


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News