KLB Demokrat Seharusnya Menjadi Koreksi Bagi SBY dan AHY

KLB Demokrat Seharusnya Menjadi Koreksi Bagi SBY dan AHY
Ilustrasi Demokrat: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Politik Lembaga Pengkajian dan Informasi Pembangunan Bangsa (LPIPB) Teddy Mulyadi menilai, munculnya nama Moeldoko dalam kemelut di tubuh Partai Demokrat, seharusnya menjadi koreksi bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sebab, tidak mungkin orang luar tiba-tiba dipilih menjadi ketua umum dalam kongres luar biasa (KLB) PD yang digelar di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Teddy memprediksi, kemelut di tubuh partai berlambang mercy itu sudah melalui proses yang panjang.

Selain itu, kekecewaan dari para pendiri dan senior partai yang mengemuka selama ini tidak diakomodasi. 

"Jadi, mengemukanya kasus internal PD, seharusnya menjadi koreksi bagi SBY dan AHY. Mereka malah seperti kebakaran jenggot menyikapi Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang. Baik AHY maupun SBY langsung bikin statement-statement yang cenderung menarik-narik Presiden Jokowi," ujar Teddy dalam keterangannya, Minggu (14/3).

Menurut Teddy, sikap AHY yang kerap menyebut KSP Moeldoko berulang-ulang seolah mau menggambarkan ke publik KSP secara kelembagaan terlibat dalam upaya yang disebut kubu AHY sebagai kudeta.

"Padahal, tidak ada kaitannya KSP, apalagi presiden dengan KLB Demokrat," ucapnya. 

Teddy mengingatkan, penggagas KLB adalah para senior dan pendiri PD. Dalam hal ini mereka diprediksi sangat memahami AD/ART PD.

Pengamat politik menyebut munculnya kasus PD seharusnya menjadi koreksi bagi SBY dan AHY, bukan malah seperti kebakaran jenggot.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News