KLHK Bangun Posko Pencegahan Karhutla di Sumba Timur

KLHK Bangun Posko Pencegahan Karhutla di Sumba Timur
Apel siaga pencegahan kebakaran hutan dan lahan, yang dilaksanakan di halaman kantor Polres Sumba Timur, Kamis (16/8). Foto: KLHK

jpnn.com, SUMBA TIMUR - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berupaya menggandeng sejumlah pihak untuk bersama-sama mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Salah satu upaya tersebut di antaranya dengan membangun posko bersama penanganan karhutla yang akan dibangun di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Untuk mempermudah koordinasi, dibentuk juga grup Whatsapp dengan melibatkan unsur-unsur pemerintah pusat melalui UPT KLHK, pemerintah daerah, TNI, dan Polri.

Melalui posko bersama ini, diharapkan setiap kejadian karhutla dapat ditangani dengan cepat dan tuntas. Upaya pencegahan karhutla di wilayah Sumba Timur ini juga dilakukan melalui kegiatan kampanye pencegahan karhutla yang diselenggarakan oleh KLHK, melalui Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) dan Balai Taman Nasional Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (BTN Matalawa).

KLHK Bangun Posko Pencegahan Karhutla di Sumba Timur

“Wilayah Sumba yang sebagian besar merupakan vegetasi savana, sangat rawan terjadi karhutla apalagi dengan periode musim kemarau yang lebih panjang. Pelibatan masyarakat menjadi solusi dalam menjaga lingkungan sehingga kejadian kebakaran hutan dan lahan dapat diatasi,” ujar Kepala BTN Matalawa, Maman Surahman, saat memberikan arahan dalam kegiatan Apel Siaga Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan, yang dilaksanakan di Halaman Kantor Polres Sumba Timur, Kamis (16/8).

Maman juga menyampaikan komitmennya untuk menjaga lingkungan, baik di dalam kawasan taman nasional maupun di luar kawasan dari ancaman kebakaran. “Kawasan TN Matalawa sebagai habitat 19 jenis burung endemik, sekaligus dari sumber air masyarakat Sumba, harus dipertahankan kelestarian dan dijaga dari segala ancaman kerusakan termasuk karhutla,” tambahnya.

Peserta apel siaga dengan tema “Melalui Gerakan Hijauan Tana Sumba, Kita Cegah dan Kendalikan Karhutla” ini, berjumlah kurang lebih 200 orang, yang berasal dari unsur pemerintah daerah, TNI, Polri, Balai Taman Nasional Matalawa, dan juga Masyarakat Peduli Api.

Sumba yang sebagian besar merupakan vegetasi savana, sangat rawan terjadi karhutla apalagi dengan periode musim kemarau yang lebih panjang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News