KLHK Gandeng Koprabuh Ciptakan Disinfektan Alami

KLHK Gandeng Koprabuh Ciptakan Disinfektan Alami
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Koprabuh lakukan sesi foto usai peluncuran disinfektan. Foto: Dedi Sofian

Menurut Adison, peneliti badan kesehatan dunia WHO pun menyebutkan bahwa disinfektan dengan kandungan alkohol mengandung senyawa logam berat bisa berbahaya di masa depan.

Tidak hanya kulit iritasi, tetapi juga kanker kulit. Selain itu juga dapat mengakibatkan kanker paru-paru jika terhirup dalam jangka waktu lama.

Produk Deasep, lanjut Adison, memang memiliki warna coklat keruh seperti teh dan berbau alami. Adapun, penemuan dan pemanfaatan cuka kayu ini bukanlah hal baru.

Menurutnya, cuka kayu kerap digunakan sebagai pengawet ikan.

"Jadi kami membuat penelitian pada 2006 kami temukan reaktor. Setelah kita lakukan datanglah asam cair. Pada saat itu, formulanya terbatas hanya untuk pengawetan ikan dan sebagainya," ungkapnya.

Untuk penggunaan produk ini bisa dilakukan di out?door maupun in?door yang diklaim efektif memerangi Covid-19.

Produk ini sudah bisa didapatkan melalui Koprabuh dengan banderol Rp 120 ribu per liter. (mg9/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

P3HH KLHK menggandeng Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh), menciptakan disinfektan alami, yang terbukti sangat aman bagi kesehatan manusia dan ramah lingkungan.


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News