KLHK: Karhutla 2019 Lebih Besar dari 2018, Tetapi Kecil Ketimbang 2015

KLHK: Karhutla 2019 Lebih Besar dari 2018, Tetapi Kecil Ketimbang 2015
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) KLHK, Raffles B. Panjaitan. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merilis data terbaru luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sesuai interpretasi citra landsat. Dari data itu diketahui luas lahan karhutla dari Januari hingga September 2019 adalah seluas 857.756 hektare.

Luasan areal terbakar tersebut terbagi menjadi di lahan gambut seluas 227.304 hektare, dan di lahan tanah mineral seluas 630.451 hektare. Angka luasan indikatif karhutla tahun 2019 tersebut ternyata masih 67 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan angka luasan indikatif karhutla tahun 2015 yang sebesar 2.611.411 hektare.

Namun, luas indikatif karhutla tahun 2019 masih sangat mungkin untuk meningkat hingga akhir tahun ini. Lokasi luasan areal terbakar tahun 2019 ini terbesar di Kalimantan Tengah dengan luasan mencapai 134.227 hektare, disusul secara berurutan oleh Kalimantan Barat seluas 127.462 hektare, NTT seluas 119.459 hektare, Kalimantan Selatan seluas 131.454 hektare, Riau seluas 75.870 hektare, Sumatera Selatan seluas 52.716 hektare , Kalimantan Timur seluas 50.055 hektare, Jambi seluas 39.638 hektare, Papua seluas 26.777 hektare, dan NTB seluas 22.046 hektare.

Selebihnya untuk provinsi lainnya di Indonesia, luasan indikatif karhutlanya di bawah angka 20 ribu hektare. "Karhutla 2019 memang lebih tinggi dibandingkan 2018, namun masih jauh lebih rendah dari kejadian karhutla 2015,” kata Plt Direktur Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Raffles B. Panjaitan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/10).

Raffles pun menjelaskan jika upaya penanganan karhutla sampai saat ini terus dilakukan. Menurut dia, kondisi hotspot seluruh Indonesia pada Oktober ini mulai mengalami penurunan setelah mencapai puncaknya pada bulan September 2019.

Bahkan di Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan jumlah hotspot sudah tidak terpantau lagi melalui satelit NOAA dan Terra Aqua. Hal ini merujuk pada data lima hari terakhir yaitu tanggal (16 hingga 20 Oktober 2019). Jumlah hotspot per 20 Oktober 2019 masih cukup banyak terdeteksi di Sumatera Selatan, yaitu berurutan sebelas dan enam hotspot berdasarkan Satelite NOAA dan Terra Aqua.

Kemudian, penanganan karhutla yang masih terus dilakukan d iantaranya adalah pemadaman hari ke-20 di Desa Pematang Raman Kec. Kumpeh ilir Kab. Muaro Jambi. Status lahan kawasan perusahaan dengan jenis tanah gambut. Kemudian pemadaman hari ke-18 oleh Manggala Agni Daops Banyuasin Lokasi di Desa Riding Kec.Pangkalan Lampam Kab. Ogan Komering Ilir. Kondisi jenis tanah adalah gambut dan status lahan adalah hutan konservasi SM Padang Sugihan. (cuy/jpnn)

Lokasi areal terbakar tahun 2019 terbesar di Kalimantan Tengah dengan luas mencapai 134.227 hektare.


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News