KLHK Kenalkan Medis Konservasi Satwa Liar pada Peringatan HCPSN 2019

KLHK Kenalkan Medis Konservasi Satwa Liar pada Peringatan HCPSN 2019
Ngobrol Konservas Medis Konservasi Satwa Liar di Jakarta, Rabu (6/11). Foto: Elfany Kurniawan/JPNN.com

Sementara itu, Ketua Umum ASLIQEWAN Huda Shalahudin mengatakan bahwa medis konservasi tidak hanya dapat dilakukan oleh dokter hewan, dan perlu didukung oleh keilmuan lain.

"Saat ini tuntutan terhadap profesi dokter hewan cukup tinggi. Sementara, kami tidak hanya masih kurang dari jumlah, melainkan kualitas. Oleh karena itu, kami terus memperkaya diri baik dari aspek keilmuan maupun aspek legal," kata Huda.

Saat ini, di Indonesia juga tengah mengembangkan konsep One Health. Konsep ini merupakan kalaborasi multi disiplin dan multi sektoral dalam mengantisipasi dan menangani penyakit pandemi. One Health menekankan penyakit zoonosis yang ditularkan dari hasil interaksi manusia dan hewan agar dapat diantisipasi secara intensif.

"Dunia saat ini sedang mengupayakan bagaimana kesehatan hewan, kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan terbalut secara sistematis dengan pendekatan One Health. Ini untuk menanggulangi isu zoonosis atau penyebaran penyakit dari hewan ke manusia, begitu pun sebaliknya. Prinsip utamanya yaitu komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi,” kata National Technical Advisor FAO ECTAD Indonesia Achmad Gozali. (cuy/jpnn)

Biro Humas KLHK mengungkap, telah terjadi peningkatan pencinta satwa, baik pribadi maupun komunitas.


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News