KLHK Ungkap Alasan Indeks Kualitas Air Nasional Menurun

KLHK Ungkap Alasan Indeks Kualitas Air Nasional Menurun
Dirjen PPKL KLHK Karliansyah (tengah) didampingi Direktur Pengendalian Pencemaran Air, Luckmi Purwandari dan Sekretaris Ditjen PPKL KLHK Sigit Reliantoro membantah data Greenpeace soal kualitas udara Jakarta. Foto: KLHK

jpnn.com, JAKARTA - Plt Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro membeberkan kendala yang dihadapinya dalam meningkatkan indeks kualitas air (IKA) di Indonesia.

Meskipun indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) nasional meningkat, Sigit menyebut IKA belum mengalami peningkatan yang signifikan.

Dia mengatakan peningkatan poin sebesar 1,16 pada IKLH 2021 dipengaruhi oleh kenaikan indeks kualitas udara dan air laut.

Sayangnya, IKA nasional pada 2021 masih berada di angka 53,33 sementara indeks kualitas lahan (IKL) ialah 59,72.

Angka tersebut menunjukkan IKA tahun ini menurun 0,2 poin dibanding pada 2020 lalu. IKA 2021 itu juga belum mencapai targetnya yaitu 55,20.

"Salah satu penyebab rendahnya kualitas air di Indonesia adalah masih banyak sumber air dengan kadar BOD (biological oxygen demand) dan E.Coli," kata Sigit dalam acara 'Refleksi Akhir Tahun 2021', Selasa (21/12).

Rendahnya kualitas air menunjukkan limbah rumah tangga belum bisa dikelola dengan baik sehingga KLHK berupaya melakukan sanitasi.

"Upaya untuk mempercepat perbaikan sanitasi itu sangat urgent dilakukan," tambah Sigit.

Meski begitu, dia mengungkapkan 14 provinsi di Indonesia mampu mencapai target IKA, sedangkan 20 provinsi lainnya belum. (mcr9/jpnn)


Plt Dirjen PPKL KLHK Sigit Reliantoro membeberkan kendala yang dihadapinya dalam meningkatkan indeks kualitas air.


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News