Berkolaborasi Mengatasi Turunnya Kualitas Resapan Air di Kawasan Puncak Bogor

Berkolaborasi Mengatasi Turunnya Kualitas Resapan Air di Kawasan Puncak Bogor
Wamen ATR/BPN Surya Tjandra pada penutupan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional 2021 di Melrimba Garden Puncak, Bogor, Senin (8/11), Foto: Kementerian ATR/BPN

jpnn.com, BOGOR - Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Budi Situmorang mengatakan kawasan Puncak telah mengalami penurunan kualitas sebagai kawasan resapan air.

Menurut Dirjen Budi, penyebabnya adalah perubahan tutupan lahan serta maraknya pelanggaran pemanfaatan ruang di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

"Mudah-mudahan hari ini kita bisa memulai kawasan Puncak untuk bisa menyelesaikannya. Semoga tahun 2024 kita sudah bisa lihat hijau royo-royo itu," kata Dirjen Budi melalui keterangan yang diterima Selasa (9/11).

Pada penutupan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional 2021 di Melrimba Garden Puncak, Bogor, Senin (8/11), Wamen ATR/BPN Surya Tjandra menyampaikan tahun ini akan fokus menanam pohon dan sumur resapan, terutama di wilayah Jabodetabekpunjur.

Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono menyampaikan kawasan Puncak merupakan kawasan strategis, yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) hulu Ciliwung dan daerah tangkapan air Sungai Cisampai dengan luas kurang lebih 369 hektare.

Bambang berpesan rencana menyelamatkan kawasan Puncak dapat dimulai dengan pengelolaan DAS.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko menegaskan agar pengelolaan DAS harus menjadi prioritas utama.

"Intinya adalah hujan yang turun dari langit di kawasan Puncak dikembalikan ke bumi. Jangan dialirkan ke selokan karena selokan ujung-ujungnya mengalir ke sungai," papar Jarot.

Wamen ATR/BPN Surya Tjandra menyampaikan tahun ini akan fokus menanam pohon dan sumur resapan, terutama di wilayah Jabodetabekpunjur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News