Klop dengan Opsi Usulan Wamen ESDM

Penerapan Harga Tengah Premium

Klop dengan Opsi Usulan Wamen ESDM
Klop dengan Opsi Usulan Wamen ESDM
JAKARTA - Beragam opsi yang muncul terkait rencana pembatasan dan pengaturan BBM bersubsidi, sepertinya, tidak sulit menemukan titik temu. Setidaknya jika dikaitkan dengan opsi adanya harga tengah premium untuk mobil pribadi.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo mengungkapkan, usulan mengenai harga tengah itu tidak jauh berbeda dengan salah satu opsi yang pernah disampaikannya untuk memangkas subsidi BBM, khususnya premium. "Itu (usulan harga tengah, Red) hampir sama dengan opsi yang keempat," ujar Widjajono kepada Jawa Pos ini, kemarin (21/1).

Opsi keempat tersebut adalah menarik beberapa komponen subsidi secara bertahap. Misalnya, biaya distribusi BBM yang selama ini ditanggung pemerintah dicabut, harga premium naik menjadi Rp 7.200 per liter. Tahun berikutnya, pajak BBM yang selama ini juga ditanggung pemerintah dikenakan kepada konsumen, sehingga harga premium meningkat menjadi Rp 8.200 per liter (Jawa Pos, 20/1).

Dengan opsi itu, bisa muncul harga Rp 6.500 per liter. Widjajono mengatakan, angka itu sebenarnya berarti tidak ada kenaikan harga premium. "Itu biaya premiumnya," kata dia.

JAKARTA - Beragam opsi yang muncul terkait rencana pembatasan dan pengaturan BBM bersubsidi, sepertinya, tidak sulit menemukan titik temu. Setidaknya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News