Kok Bisa? Ribuan Sarjana Masih Menganggur
''Persaingan menjadi lebih ketat,'' katanya.
Faktor lainnya soal ketidaksesuaian kompetensi lulusan dengan bidang pekerjaan yang ada.
Dwi menyebutkan, saat ini perkembangan kurikulum di perguruan tinggi cenderung lebih lambat dibandingkan dinamika kebutuhan kerja.
Akibatnya, di beberapa jurusan jumlah pengangguran cukup banyak. Sebab, kebutuhan di perusahaan sudah tidak banyak.
Sebaliknya, di tingkat universitas, peminat di jurusan itu masih sangat banyak.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dwi mengatakan bahwa disnaker punya dua program untuk mengatrol lulusan S-1 agar terserap ke dunia kerja. Salah satunya, membekali lulusan untuk memiliki sertifikat kompetensi.
Program tersebut kini sudah dijalankan disnaker. Para lulusan S-1 tinggal memilih bidang keterampilan yang ingin diambil.
Sertifikat tersebut penting agar perusahaan mengetahui secara langsung kemampuan calon pekerja. ''Dengan sertifikat, peluang diterima juga besar,'' tuturnya.
Upaya lain yang bisa membantu para lulusan S-1 adalah kampus bertanggung jawab untuk membuat program bursa kerja khusus.
jumlah lulusan yang menyelesaikan studi menjadi sarjana dan jadi engangguran banyak dibandingkan lapangan pekerjaan yang ada.
- Menaker Ida Fauziyah Bersyukur Tingkat Pengangguran Terbuka Menurun, Ini Datanya
- Siapkan Tenaga Kerja Terampil, PT IWIP Berikan Pelatihan Kepada 17 Ribu Karyawan
- Tingkat Pengangguran di Sydney Barat Daya Tinggi, Meningkatkan Keterampilan Migran Bisa Jadi Solusi
- Komitmen Turunkan Tingkat Pengangguran Nasional, Kemnaker Siapkan Sejumlah Program
- Hari Migran Internasional, 77 PMI di Taiwan dan Korea Meraih Gelar Sarjana
- Angka Pengangguran Anjlok Setelah 'Lockdown' Berakhir di Australia