Kolam Ukraina

Oleh: Dahlan Iskan

Kolam Ukraina
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kita ikut sakit sekali di sini: harga-harga kebutuhan hidup naik sekali –pun sampai ke soal harga tempe.

Baca Juga:

Turki memang sangat aktif ikut berusaha mencari jalan keluar.

Turki bisa diterima di dua pihak. Ia anggota NATO, tetapi menjalin hubungan ekonomi dan militer dengan Rusia.

Dalam banyak hal, Turki dianggap ”nakal” oleh NATO. Soal Syria dan Afghanistan, misalnya, Turki berbeda langkah dengan NATO.

Juga soal Iran. Turki justru bekerja sama dengan Rusia –dan Tiongkok.

Kadang ”anak nakal” memang banyak gunanya. Setidaknya Turki bisa memecahkan kebuntuan perang.

Sudah empat kali perundingan dilakukan di Belarus. Hanya berhasil sedikit sekali –disepakatinya jalur bantuan ke penduduk di daerah perang.

Konon ada peran konglomerat di balik rencana perundingan Turki itu: Roman Abramovich –Anda lebih tahu siapa pemilik klub sepak bola Inggris, Chelsea, itu.

Tentu di mana-mana sama: ada kadrun, ada pula cebong. Ada kolam, ada pula gurun. Pun di Rusia, di Ukraina, di NATO dan di Liverpool.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News