Komoditas Pertanian Indonesia Punya Kans Kuasai Pasar Internasional

Komoditas Pertanian Indonesia Punya Kans Kuasai Pasar Internasional
Acara One Day with Indonesian Coffee, Fruits, Floriculture (ODICOFF) yang dilaksanakan di The Ven Embassy Row Washington DC 2015 Massachusetts Avenue NW, Washington, DC 20036, Selasa (11/10) sore waktu setempat. Foto: Humas Kementan

"Petani kita harus punya kemampuan ekspor kopi ke luar negeri. Negara seperti Australia, Jepang, Eropa, Karibia, Maroko, Turki dan negara lainnya sangat terbuka terhadap komoditas pertanian kita, sepertihalnya JPLM. Misalnya Turki. Turki ini merupakan gerbang pemasaran bagi seluruh produk untuk Afrika Utara dan Eropa," katanya.

Dijelaskan Ali Jamil, pengembangan korporasi petani kopi di Kabupaten Bandung dinilai sangat tepat sasaran.

Saat ini untuk meningkatkan produktivitas dan mutu dari kopi java preanger, pengembangan kawasan kopi di sisi hilir terus dilakukan dengan penggunaan benih unggul kopi bersertifikat, budi daya kopi yang sesuai GAP dan GMP, serta ramah lingkungan.

“Melalui gerakan tanam kopi yang pernah digalakan pada awal tahun 2022 di Kabupaten Bandung dulu oleh Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, diharapkan juga menjadi solusi jangka panjang untuk mendukung suplay bahan baku kopi sebagai bisnis korporasi petani,” kata dia.

Tidak hanya itu, saat ini pengembangan areal kopi di Kabupaten Bandung ini juga berkolaborasi dengan Perhutani dengan penyediaan lahan melalui mekanisne LMDH, sehingga selain untuk tujuan pemenuhan rantai pasok kopi berkelanjutan juga bertujuan untuk konservasi dan meminimalkan deforestasi dan degradasi hutan.

Terkait Upland, Ali Jamil menjelaskan kalau program ini memiliki empat komponen kegiatan.

“Untuk Komponen pertama terdiri dari peningkatan produktivitas dan pembentukan ketahanan pangan. Untuk komponen kedua adalah pengembangan agribisnis dan fasilitasi peningkatan pendapatan, komponen ketiga adalah penguatan sistem kelembagaan, dan komponen terakhir manajemen proyek,” jelasnya.

Ditambahkan Ali Jamil, ada lima titik kritis dari kegiatan ini.

Kualitas komoditas pertanian dan produk turunannya menjadi sarat mutlak untuk menembus pasar internasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News