Komunis Kucing

Komunis Kucing
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok, beberapa waktu lalu. Foto: disway.id

Buruh –satu-satunya sokoguru di masa awal komunisme– tetap menjadi salah satu sokoguru.

Namun, sudah ditambah sokoguru baru: petani. Belakangan ditambah pengusaha. Terakhir, sepuluh tahun lalu, ditambah ilmu pengetahuan.

Saya sendiri bingung: kalau sokogurunya buruh, tani, pengusaha, dan ilmu pengetahuan, mengapa masih disebut komunis.

"Tidak peduli kucing itu hitam atau putih. Yang penting bisa menangkap tikus."

"Menjadi kaya itu mulia."

Dua prinsip Deng Xiaoping itulah yang pada dasarnya ideologi baru Komunis Tiongkok.

Pendiri komunis, Karl Mark, bisa bangun dari kuburnya kalau ada yang yang bisa mengunggah dua kalimat itu ke Twitter di alam kubur.

Kucing tidak peduli warna itulah yang bisa membuat Tiongkok seperti sekarang.

Negara yang paling berhasil di dunia sekarang ini adalah negara komunis. Negara yang tergolong paling gagal di dunia juga negara komunis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News