Komunitas China di Italia Merasa Didiskriminasi Aturan Sertifikat Vaksin

Komunitas China di Italia Merasa Didiskriminasi Aturan Sertifikat Vaksin
Warga mengikuti aksi protes menentang pemberlakuan kartu kesehatan COVID-19, di Green Pass, di tempat kerja saat mereka berkumpul di pintu masuk pelabuhan utama Trieste, Italia, Jumat (15/10/2021). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Borut Zivulovic/AWW/djo

"Jelas bahwa situasi ini melibatkan kesulitan yang cukup besar untuk produksi, bukan karena kurangnya vaksinasi tetapi karena ketidakmungkinan untuk mendapatkan sertifikat (vaksinasi)," tulis Long dalam surat yang dipublikasikan pada Selasa (19/10).

Satu-satunya vaksin COVID yang diakui oleh Italia untuk bisa mendapatkan Green Pass adalah vaksin buatan Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson dan AstraZeneca.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara pribadi telah menyatakan skeptisisme terhadap vaksin Sinovac.

 

"Vaksin China ... telah menunjukkan bahwa khasiatnya tidak memadai," kata Draghi pada Juni.

Baik pemerintah maupun otoritas Tuscan sejauh ini tidak menanggapi seruan Long.

Namun, komunitas China di kota Prato mungkin masih terus berharap dengan melihat sebuah kasus serupa yang terjadi di San Marino, sebuah republik kecil yang terkurung daratan yang dikelilingi oleh wilayah Italia utara.

San Marino, tidak seperti Italia, mengizinkan penggunaan vaksin Sputnik buatan Rusia.

Salah satu komunitas China terbesar di Italia mengatakan mereka sedang dihukum secara tidak adil oleh aturan wajib kartu vaksinasi COVID-19

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News