Komunitas Eden yang Kontroversial setelah sang Pemimpin Bebas dari Penjara
Tuhan Marah kepada Wartawan karena Tak Datang saat Diundang
Rabu, 04 Mei 2011 – 08:08 WIB
Pada akhir perbincangan, Lia pun mempersilakan Jawa Pos masuk ke ruang utama yang digunakan sebagai tempat sembahyang. Yang tampak mencolok di ruangan itu, terdapat dua kursi putih yang diukir hingga menyerupai singgasana. Ukurannya berbeda. "Itu yang gede (sebelah kanan) adalah singgasana Malaikat Jibril. Kalau dia turun jadi manusia, dia akan duduk di sana. Nah, yang kecil punya saya," ujarnya.
Di tengah dua kursi tersebut, berdiri sebuah tongkat besar yang terbuat dari logam yang disimpan dalam kaca bening. Tongkat berornamen itu adalah tongkat khas yang kerap dibawa Lia. "Kalau wahyu Tuhan turun, saya akan duduk di sana sambil memegang tongkat. Lalu, ada yang menulisnya," jelasnya.
Nah, di depan dua kursi itu ada alat musik, keyboard dan lonceng. Lia menjelaskan, bila Tuhan menurunkan wahyu, dirinya akan membunyikan lonceng sebesar kepala manusia itu. Lalu, anggotanya akan berkumpul di depan dirinya dan bersujud.
Apakah setiap hari mengenakan jubah putih? "Ya, ini menandakan bahwa hidup kami suci seperti malaikat," jawab Lia.
Publik pernah terhenyak dengan aktivitas Komunitas Eden. Penyebabnya, Lia Aminudin, pemimpin komunitas itu, mengaku mendapat wahyu melalui Malaikat
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor