Komunitas Keren ala SwaDukuhKupang

Ambil Filosofi Semut dalam Bantu Tetangga

Komunitas Keren ala SwaDukuhKupang
Anggota komunitas SwaDukuhKupang saat menolong tetangga. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Komunitas pemuda peduli tetangga bernama SwaDukuhKupang ini layak ditiru kampung mana saja. Pasalnya, mereka mau merawat, menolong, dan menjadi solusi bagi tetangganya yang bernasib kurang beruntung. 

MUHAMMAD AZAMI RAMADHAN 

LAMBANGNYA sederhana saja. Empat semut yang membopong bejana bersama dalam sebuah lingkaran. Melambangkan sifat gotong royong untuk mengangkat beban yang paling berat sekalipun. Lambang tersebut sudah menjelaskan sifat dasar komunitas itu.

''Meskipun kami kecil seperti semut, kalau ngangkatnya bareng-bareng, beban seberat apa pun bisa diangkat,'' uajr Dodot Miswari, salah satu pentolan komunitas tersebut. Pria 30 tahun itu lantas bercerita tentang berdirinya komunitas yang dipandegani empat orang tersebut, termasuk dirinya.

Selain Dodot, ada Jujuk Alim Bukhori. Dia adalah jebolan relawan KSR-PMI dan menguasai teknik kesehatan dasar serta dapur umum. Lalu, Seger Hartono yang jago di bidang pertukangan. Kemudian, Argo Prasetyo pernah aktif di taruna siaga bencana (tagana). Empat orang tersebut dibantu belasan pemuda lainnya yang punya empati sosial tinggi.

Yang menjadi sasaran kegiatan mereka ya tetangganya sendiri. Mereka melakukan apa saja. Merawat tetangganya yang sakit. Juga, melakukan bedah rumah Tentu dengan skala yang kecil. Maklum, komunitas itu tidak berkantong tebal. Di lingkungan sekitar mereka, cukup banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Terakhir, rumah tetangga yang mereka bedah adalah milik Yohana Astridina yang oleh warga disebut Mbak Yul. Dia merupakan mantan penyiar TVRI yang sudah tua. Rumahnya yang reot dibedah komunitas tersebut awal 2018. ''Dulu, jika ngelihat kondisi (rumah Mbak Yul, Red), tidak tega. Paling yang mau tinggal hanya kucing dan tikus,'' kata Argo. ''Sangat tidak tega pokoknya. Penuh debu, ventilasi buruk,'' tambahnya.

Mereka lantas menggalang dana dan tenaga. Tidak banyak yang terkumpul, tetapi cukup untuk menyulap rumah Mbak Yul untuk menjadi lebih layak huni. Kuda-kudanya dirobohkan, kemudian diperbaiki. Rumahnya dibersihkan. Dibuatkan ventilasi yang baik, dibangunkan plafon yang baru, kemudian diberi perabot rumah tangga yang baru.

Sekitar dua bulan lalu mereka mendapat kabar ada seorang warga yang tidak pernah terlihat keluar rumah selama beberapa hari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News