Kondisi Suku Marind Papua Jadi Tesis Terbaik di Australia

Kondisi Suku Marind Papua Jadi Tesis Terbaik di Australia
Dr Sophie Chao (kanan) meneliti kehidupan suku Marind-Anim di Merauke. Foto: ABC

Kelapa sawit merenggut nyawa kerabat kita

Kelapa sawit mengeringkan sungai-sungai

Kelapa sawit menumpahkan darah tanah kita

Lirik lagu ini disenandungkan oleh Gerardus Gebze, seorang tetua adat Merauke saat pergi mencari sagu di hutan milik sukunya yang kini menjadi target perusahaan kebun kelapa sawit.

Dr Sophie merekam jeritan kesedihan dalam lagu tersebut, yang menurutnya, mewakili suara hati warga suku Marind.

"Lagu ini menggambarkan musnahnya pohon-pohon sagu akibat ekspansi deforestasi dan agribisnis," ujarnya.

Kondisi Suku Marind Papua Jadi Tesis Terbaik di Australia Photo: Lahan hutan yang sangat luas di wilayah Merauke dibuka untuk perkebunan sawit milik perusahaan-perusahaan dari dalam dan luar negeri termasuk dari Singapura dan Korea Selatan. (Supplied: Sophie Chao)

 

"Ini menyuarakan hilangnya kerabat, rusaknya sungai-sungai serta hancurnya lanskap yang ada. Ini menyuarakan kelaparan, rasa pilu, dan kehilangan di antara semua mahluk hidup," katanya.

Menghabiskan waktu bertahun-tahun bersama suku Marind Anim di Merauke, Papua, antropolog dari Australia, Sophie Chao berhasil merekam dampak buruk perkebunan kelapa sawit bagi penduduk setempat

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News