Konflik Amerika Vs China Makin Panas, Indonesia Tak Bisa Lagi Menunda Modernisasi Alutsista TNI

Konflik Amerika Vs China Makin Panas, Indonesia Tak Bisa Lagi Menunda Modernisasi Alutsista TNI
Ratusan Alutsista TNI dipamerkan pada Upacara Perayaan HUT ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten (5/10). Perayaan HUT ke-72 TNI mengusung tema Bersama Rakyat TNI Kuat. Foto : Ragil

jpnn.com, JAKARTA - Eskalasi konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China di Laut China Selatan (LCS) kian meluas. Sejumlah pihak melihat Indonesia berpeluang menjadi kawasan petempuran (battleground) yang akan diapit oleh dua kepentingan tersebut. Namun, Indonesia tidak siap menghadapinya karena alutsista yang dimiliki tua dan usang.

Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi), Rizal Darma Putra berpendapat kemungkinan Indonesia akan menerima imbas dari panasnya AS dan China di LCS. Namun, Indonesia tidak dalam posisi siap untuk menghadapi ancaman tersebut.

"Kemungkinan terjadi spill over atau konflik di beberapa negara di Laut China Selatan dan kemudian bisa merembes ke wilayah Indonesia," katanya dalam webinar "Urgensi Modernisasi TNI", Kamis (24/6).

Indonesia, kata dia, mau tidak mau akan terseret dalam konflik besar itu. "Indonesia harus melibatkan diri atas terjadinya konflik tersebut, apakah dengan ikut terlibat dalam konflik atau dengan operasi militer untuk membendung rembesan konflik tersebut ke wilayah NKRI," sambungnya.

Menurut Rizal, Indonesia mendesak untuk memiliki kekuatan pertahanan yang memadai dan kesiapan bertempur dengan memodernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Ia pun tidak sepakat dengan pernyataan pihak-pihak yang menyebut modernisasi alutsista tidak urgen karena saat in masa damai dan anggapan bahwa tidak akan ada perang dalam waktu yang lama. "Itu asumsi yang keliru," tegasnya.

"Bilamana tidak ada modernisasi alutsista tentu kita tidak memiliki kesiapan tempur. Kesiapan tempur TNI akan merosot. Tanpa adanya suatu kesiapan tempur yang akan terjadi adalah pelanggaran kedaulatan dan penjarahan sumber daya," tuturnya.

Pakar militer CSIS, Evan Laksmana, sependapat dengan Rizal. Dirinya berpandangan, kawasan Indo-Pasifik, termasuk konflik di Laut Cina Selatan, bakal semakin rumit ke depannya dan Indonesia berpeluang terkena imbasnya.

Modernisasi alutsista TNI menjadi keharusan mengingat besarnya potensi Indonesia terimbas konflik Amerika Serikat dan China di LCS

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News