Konflik Penguasa Vs Keturunan Raja Picu Kisruh Pilkada
Rabu, 14 Juli 2010 – 08:16 WIB

Konflik Penguasa Vs Keturunan Raja Picu Kisruh Pilkada
Dipaparkan juga, ada sembilan akselerator yang dapat mendorong terjadinya konflik yakni kebijakan Pemda, pasangan calon incumbent non acceptable dan memiliki jejak rekam buruk, sikap dan kebijakan KPU, kebijakaran aparat penegak hukum, kohesi kepentingan dengan Pilgub, pemeritaan media, tim kampanye pasangan calon, LSM, preman dan organisasi masyarakat, keterlibatan ‘orang asing’.
“Keterlibatan orang asing, maksudnya penyusup atau orang-orang yang dari luar daerah itu yang datang ke sana,” kata Bernad. Sementara, untuk tahapan pemilukada yang teridentifikasi menyebabkan konflik adalah tahapan pencalonan, kampanye, politik uang, rekapitulasi dan pemuktahiran data pemilih. Sementara dari non tahapan yakni penghitungan cepat dan netralitas penyelenggara Pemilu. Selain itu pihak-pihak yang juga teridentifikasi dalam konflik Pemilu Kada yakni pemerintah, KPU, aparat penegak hukum dan tim kampanye.
"Antisipasi yang dapat dilakukan Panwas yakni penguatan langkah preemtif dan preventif, perluasan akses informasi data, memperkuat peran dan posisi di tengah keterbatasan kewenangan dan koordinasi atau harmonisasi dengan pihak-pihak terkait," bebernya. (*/sam/jpnn)
TANGERANG -- Konflik antara penguasa lokal dengan keturunan raja yang ada di daerah tersebut, diidentifikasi sebagai salah satu pemicu munculnya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Nilam Sari Harapkan Sisdiknas Baru Atasi Kesenjangan Pendidikan di Daerah 3T
- Pengamat: Masyarakat Tak Rela Prabowo Terkontaminasi Jokowi
- Kepala BGN Curhat kepada DPR: Seluruh Struktural Kami Belum Menerima Gaji
- Wasekjen Hanura Kritik Pertemuan Erick Thohir dengan KPK dan Kejagung Soal UU BUMN
- Kelompok DPD RI di MPR Dorong Agenda Perubahan UUD 1945 pada 2026
- NasDem Karawang Bangun Kantor Megah Simbol Pemersatu