Konon Jokowi Tak Hanya Menjagokan Ganjar karena Ingin Punya Saham Lebih Besar

Konon Jokowi Tak Hanya Menjagokan Ganjar karena Ingin Punya Saham Lebih Besar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Dok: Tim media Ganjar Pranowo.

jpnn.com, JAKARTA - CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menyampaikan analisis terbaru soal percaturan politik menjelang Pilpres 2024. Dia menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak hanya menjagokan bakal Capres Ganjar Pranowo, tetapi juga Prabowo Subianto.

Pangi dalam analisisnya menyebut Pemilu 2024 adalah kontestasi elektoral paling sengit karena perbedaan elektabilitas capres naik-turun seperti roller coaster dan salip menyalip.

"Baru kali ini trennya begitu kompetitif dan sangat dinamis, sehingga jumlah poros koalisi dan peran cawapres menjadi sangat krusial, apalagi top 3 capres tidak ada yang mencapai angka psikologis 60 persen," ujar Pangi dalam analisis tertulis yang diterima JPNN.com, Selasa (30/5).

Dia menilai untuk kandidat capres tidak akan ada efek kejut selain tiga nama yang telah mencuat, yakni Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Namun untuk cawapres bukan mustahil akan ada daya kejut, bursa cawapres yang selama ini tidak pernah menjadi pergunjingan dan bising di media justru nanti akan muncul di menit-menit terakhir saat pasangan capres-cawapres diumumkan dan didaftarkan ke KPU RI," tuturnya.

Poros Koalisi dan Dukungan Jokowi

Analis politik berdarah Minang itu menyebut dinamika politik yang makin dinamis, bagi sebagian kalangan adalah peluang, harapan, dan kesempatan untuk kembali masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Terutama barisan dan kelompok yang selama ini beroposisi.

Namun, di sisi lain situasi ini ancaman yang sangat serius bagi pemerintah dan barisan koalisinya yang berpotensi akan tersingkir jika tidak cermat dalam melakukan kalkulasi politik.

Di tengah gencarnya kampanye dengan jargon "Perubahan" vs "Keberlanjutan" Pangi melihat koalisi justru terbentuk ke dalam dua poros tersebut. Namun, situasi itu jika dikaitkan dengan volatilitas elektabilitas tiga nama capres, Pangi menilai potensi kuda hitam justru ada pada kandidat yang mengusung ide perubahan.

Presiden Jokowi dinilai tidak hanya menjagokan Ganjar Praowo karena ingin punya saham lebih besar dibanding PDIP dan Megawati di Pilpres 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News