Konselor Sebut Kesehatan Mental Keluarga Terancam Akibat Pandemi

Hal itu bisa menjadi pemicu dan cenderung menyebabkan tingkat stres yang lebih tinggi. Stres adalah kondisi di mana adanya gap antara harapan dan kenyataan.
"Harapannya adalah dengan adanya penghasilan bisa digunakan untuk menafkahi keluarga, akan tetapi realitanya penghasilannya berkurang cenderung memicu emosi atau pikiran negatif," ungkap Dini.
Menurut dia juga, saat seseorang berpikiran/memiliki emosi negatif, maka dia membutuhkan sarana untuk menyalurkan hal-hal tersebut.
Dini menjelaskan jika di saat yang sama ada anggota keluarga yang memicu stres seperti istri yang tidak pengertian, atau anak yang merongrong minta uang maka hal ini bisa bisa berdampak pada adanya hubungan yang tidak harmonis antar satu sama lain.
"Anggota keluarga bisa menjadi samsak dari emosi atau pikiran negatif yang dirasakan," ucap Dini. (mcr10/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Konselor dari Rumah Konseling Dini Hanifa, S.Tr., S.Psi. menyebut perkembangan kesehatan mental keluarga cukup rentan di masa pandemi.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- PNM Tebar Beasiswa Bagi Anak Nasabah untuk Dorong Pengentasan Kemiskinan
- Gubernur Ahmad Luthfi Bakal Kembangkan Wilayah Aglomerasi Banyumas
- Ibas Ajak ASEAN Bersatu untuk Menghadapi Tantangan Besar Masa Depan Dunia
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Safrizal ZA Sebut Rumah Layak Hunian Tingkatkan IPM dan Menggerakkan Ekonomi
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata