Konsumsi dan Produksi Minyak Timpang, Defisit Terus Membesar
EOR adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan cadangan minyak pada suatu sumur dengan cara mengangkat volume minyak yang sebelumnya tidak dapat diproduksi.
Menurut dia, jika EOR bisa diterapkan di beberapa sumur migas, pada 2032 atau 2033 produksi minyak bumi bisa tembus satu juta barel.
Dengan kondisi lapangan yang sudah tua, pada 2025 produksi minyak bumi akan menurun sehingga mencapai 508 ribu barel per hari. Produksi blok migas existing hanya 400 ribu barel per hari.
Karena itulah, eksplorasi untuk penemuan cadangan minyak bumi juga perlu dilakukan guna mengejar laju produksi.
Selain itu, pola konsumsi energi masyarakat harus diubah agar tidak terjadi pemborosan pemakaian minyak.
Misalnya, peralihan penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin menjadi kendaraan listrik dan kendaraan pribadi ke transportasi massal.
Menurut Fatar, jika upaya itu dilakukan, defisit neraca migas akan berkurang drastis.
’’Di hulu setengah mati carinya (migas). Makanya, kalau lihat jalanan macet, miris juga di jalanan gampang aja dibakar, disubsidi lagi,’’ ujarnya.
Produksi minyak siap jual (lifting) hingga semester pertama 2019 baru mencapai 752 ribu barel per hari (bph).
- Perhutani dan SKK Migas Tanam Ribuan Bibit Pohon di Bogor
- Begini Strategi PGN Hadapi Tantangan Optimasi Utilisasi Gas Bumi di Masa Transisi
- Dukung Ketahanan Energi, Pertamina Internasional EP Catatkan Prestasi Memuaskan
- Catatan Kinerja Cemerlang Pertamina Hulu Energi Sepanjang 2023
- Temuan Cadangan Gas Jumbo Bakal Jadi Harapan Baru Komersialisasi Hilir Gas Bumi
- Dukung Peningkatan Kapasitas di Sektor Suplai Migas, IDSurvey Ikuti Forkapnas III