Konsumsi Rumah Tangga Kontributor Terbesar Pertumbuhan Ekonomi

’’Kita mesti pastikan konsumsi masih bisa tumbuh,’’ tuturnya.
Ekonom Indef Eko Listiyanto menuturkan, seiring dengan adanya kepastian di dunia usaha setelah pilpres dan sebentar lagi memasuki Ramadan, tren rumah tangga akan naik.
Terbukti, para produsen mengantisipasi peningkatan permintaan seiring dengan naiknya indeks PMI.
Dia menjelaskan, sebenarnya tren kenaikan itu terjadi karena momen Ramadan berdekatan dengan pilpres.
Selain itu, sempat terjadi wait and see. Kenaikan konsumsi kali ini dibarengi optimisme dunia usaha setelah pilpres.
Karena hitungan kuartal I (Q1) baru sampai Maret dan pilpres April, konsumsi rumah tangga hanya bakal tumbuh lima persen yoy. Pada Q2, baru terasa impact Ramadan dan Lebaran.
’’Kontribusi konsumsi tetap tinggi, setidaknya di Q1 bisa mencapai 55 persen dari PDB,’’ ungkapnya.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Piter Abdullah memperkirakan konsumsi rumah tangga pada Q1 mencapai 5–5,1 persen dengan kontribusi terhadap PDB di kisaran 54 persen.
Ramadan dan Idulfitri diprediksi membuat konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama dan kedua 2019 lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Pemerintah Optimistis Penguatan Ekonomi Syariah Mendongkrak Target Pertumbuhan 8% di 2029
- Perputaran Uang Judol Capai Rp1.200 Triliun, DPR: Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
- Kinerja 2024 Moncer, Jasindo Perkuat Peran Pertumbuhan Ekonomi Nasional & Literasi Asuransi
- Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Kanwil Bea Cukai Jakarta Beri Fasilitas TBB ke Perusahaan Ini
- Analis Sebut Kans Ekonomi Indonesia Alami Perkembangan Progresif