Kontroversi Kata 'Allah' di Malaysia

Kontroversi Kata 'Allah' di Malaysia
Kontroversi Kata 'Allah' di Malaysia

Dan pada 24 Februari 2014 nanti, Pengadilan Federal akan memutuskan apakah akan mengabulkan permohonan Gereja Katolik ini.

Baca Juga:

Beberapa komunitas Muslim telah meredam kemarahan akan isu yang telah berpotensi meretakkan hubungan Muslim-Kristen di Malaysia.

Namun, meskipun permusuhan ini terjadi di Semenanjung Malaysia, tampaknya tidak berpengaruh di Malaysia Timur.  

Baru setahun lalu, saya melakukan pengambilan gambar dan meluncurkan sebuah film dokumenter sebanyak 13 episode yang kemudian disiarkan di televisi menjelang Pemilu ke 13 Malaysia.

Selama tiga bulan masa syuting itu, saya bertemu dan mewawancarai orang Malaysia dari kalangan rakyat biasa di seluruh penjuru Malaysia.

Ketika saya berada di Sabah, saya bertemu dengan keluarga asli Sabah yang sangat menarik, dari kelompok etnis pribumi Dusun. Salah satu putra mereka Francis, adalah seorang Imam Katolik. Kakaknya, Nooridah Hidayah adalah seorang Ustadzah. Bertemu mereka dan melihat perbedaan agama mereka sungguh sangat mengharukan. Ini seperti kisah Indonesia yang telah berhasil membina hubungan intra-agama.

Ketika isu penggunaan kata "Allah" meledak di seluruh Malaysia, saya merasa harus mendengar apa pandangan mereka tentang hal ini.

Pastor Francis mengatakan kepada saya:

SAAT ini kerukunan antar-agama di Malaysia sedang bergejolak karena konflik penggunaan kata "Allah" bagi non-Muslim. Masalah ini terdengar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News