Koordinasi Tangani Mentawai Berantakan

Korban Meninggal 408 Orang, Hilang 303

Koordinasi Tangani Mentawai Berantakan
Lisna (kanan) tangisi anaknya dan ibunya yang ditemukan saat evakuasi jenazah di Muntei Baru baru dusun betumongah Pagai Utara Mentawai. Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS
Korban selamat yang ditemui di Muntei Baru-Baru bernama Emi (70). Sempat terkatung-katung selama 12 jam di tengah laut, Emi akhirnya diselamatkan tim SAR. Saat ini, Emi dirawat di Gereja Sikakap, yang dijadikan posko kesehatan. Kondisinya melemah, karena terlalu banyak minum air laut. Dia belum bisa diajak bicara, selain lemah, perempuan tua yang menjadi petani nilam tersebut depresi. Beberapa perawat mengungkapkan, Emi berhasil selamat karena berpegangan pada balok kayu.

Sementara itu, setelah dua hari atau hampir 42 jam perjalanan, KRI Teluk Manado akhirnya sampai di Sikakap, Pagai Utara pada pukul 11.30 WIB kemarin. Kapal TNI AL ini membawa bantuan kemanusian korban bencana Gempa Bumi dan tsunami. "Secara keseluruhan perjalanan kita berjalan dengan aman, cuaca gelombang cukup baik," ujar Komandan KRI Teluk Manado 537, Letkol Laut (P) Ari Widyatmoko, di ruang nahkoda Kapal tadi malam.

Sejumlah bahan makanan yang dibawa antara lain dua ton beras, ratusan dus bungkus mie, dan abon. Kemudian peralatan medis seperti tenda, ambulan serta obat-obatan. Selain membawa bahan makanan dan peralatan medis, kapal tersebut turut membawa sejumlah relawan dan 120 personel Batalyon Kesehatan I Divisi Infanteri Kostrad Angkatan Darat.

Sesampai di Sikakap, Kapal TNI Teluk Manado sendiri tidak bisa langsung bersandar menunggu antrian Kapal lain yang masih merapat di dermaga. KRI teluk Manado baru dapat menyandar pada pukul 14.30. (zul)

JAKARTA - Cuaca buruk dan keterbatasan sarana transportasi laut mempersulit penanganan pasca tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ratusan relawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News