Kopi Akar Wangi di Desa Wisata Makin Tumbuh dengan Program BRI 'Klasterku Hidupku'

Kopi Akar Wangi di Desa Wisata Makin Tumbuh dengan Program BRI 'Klasterku Hidupku'
Adi menceritakan besarnya peranan BRI dalam mendorong Klaster Usaha Kopi Akar Wangi makin berkembang hingga saat ini. Foto: BRI

Untuk proses pembuatan Kopi Akar Wangi, menurut Adi hampir sama dengan kopi biasa hanya melibatkan 2 (dua) tahapan yaitu, pertama adalah proses pembuatan kopi itu sendiri dimana setelah panen, biji kopi dicuci, dijemur dan dimasukkan ke mesin pulper untuk dipisahkan dari bijinya.  Proses kedua adalah di-roasting dan di-grinder hingga menjadi serbuk. Setelah menjadi serbuk kemudian dicampurkan dengan akar wangi.

Sementara itu, pengolahan akar wangi juga dilakukan dengan cara yang hampir sama. Akar wangi yang panen sekitar 10-12 bulan sekali itu diambil akarnya, lalu dicuci sampai bersih dan dijemur. Setelah itu, proses grinder pun dilakukan untuk menjadikannya serbuk sehingga bisa dicampurkan dengan bubuk kopi.

Seluruh proses pembuatan Kopi AKar Wangi ini dilakukan di sebuah greenhouse yang lokasinya berada di dekat desa wisata.

“Lokasi ini memang sengaja kita pilih biar ada pemasukan. Jadi kalau berkunjung ke desa wisata itu bisa juga melihat proses pembuatan kopi akar wangi mulai dari penjemuran, hulu sampai hilir bisa. Buat minuman di desa wisata itu sendiri juga kita diwajibkan menggunakan kopi akar wangi,” jelas Adi. 

Produk yang dihasilkan oleh Klaster Usaha Kopi Akar Wangi ini dipasarkan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). “Kalau ada kegiatan di BUMDES, produk kita juga bisa jadi oleh-oleh atau souvenir,” imbuhnya. 

Dukungan dan Pendampingan BRI

Adi menceritakan besarnya peranan BRI dalam mendorong Klaster Usaha Kopi Akar Wangi makin berkembang hingga saat ini.

Semua berawal saat Desa Sukalaksana mengikuti program Desa BRILian, bisa masuk nominasi hingga menjadi juara yang membuatnya kemudian menjadi desa binaan BRI.

Adi menceritakan besarnya peranan BRI dalam mendorong Klaster Usaha Kopi Akar Wangi makin berkembang hingga saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News