Korban Bom Bali di Australia Berusaha Menemukan Kedamaian 16 Tahun Setelah Kejadian

Korban Bom Bali di Australia Berusaha Menemukan Kedamaian 16 Tahun Setelah Kejadian
Korban Bom Bali di Australia Berusaha Menemukan Kedamaian 16 Tahun Setelah Kejadian

Salah satu korban ledakan bom Bali 1 di tahun 2002 asal Australia Phil Britten kehilangan beberapa temannya dalam peristiwa tersebut.

Selama ini dia tidak mau menceritakan apa yang dialami dan dirasakannya, namun sekarang berbagi cerita malah membawa kedamaian dalam dirinya.

Brittten masih mengingat ledakan bom Bali tanggal 12 Oktober 2002 itu seperti kejadiannya terjadi kemarin.

"Bau dari ledakan itu yang paling buruk dan juga suara ledakan." katanya.

"Suara api juga mengerikan."

Di hari itu, Britten yang ketika itu berusia 22 tahun sedang berada di Bali merayakan kemenangan tim sepakbola gaya Australia Kingsley Football Club yang menang di final di kota asalnya Perth.

Dia berada di dalam klub malam Sari Club di Kuta ketika dua ledakan terjadi - satu diledakkan oleh salah seorang pembom bunuh diri dan satu lagi dari sebuah mobil van yang berisi lebih dari seribu kg bahan peledak.

Ledakan itu menewaskan 202 orang, dengan 88 diantaranya adalah warga Australia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News