Korea Agresif Tanam Modal
Jumat, 10 Juni 2011 – 12:08 WIB
Untuk memproduksi ban, pabrik di Indonesia tersebut mengandalkan pasokan bahan baku karet alam dari lokal. Berbeda halnya dengan pabrik ban di negara lain seperti Korea dan Tiongkok, selain menggunakan karet alam dari Indonesia, juga mengimpor dari Thailand. Sebab, Indonesia termasuk penghasil karet terbesar dengan produksi pada 2010 mencapai 2,92 juta ton.
Baca Juga:
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan, industri ban menjadi salah satu andalan industri manufaktur. Sejumlah 13 produsen ban nasional telah mampu memproduksi beragam tipe dan ukuran. Di antaranya, ban untuk mobil penumpang, truk, bus, sampai kendaraan berat dengan kemampuan produksi 50 juta unit. Ban untuk sepeda motor memiliki kapasitas 28 juta unit.
’’Khusus ban mobil, sekitar 70 persen diekspor, antara lain, ke AS, Jepang, Asia, Australia, dan Eropa. Bahkan, tiap tahun nilai ekspor ban terus meningkat. Pada 2010, nilai ekspor USD 1 miliar,’’ timpal Hidayat.
Kepala BKPM Gita Wirjawan menambahkan, investor asal Korea Selatan belakangan ini memang agresif. Selain Hankook, ada Posco yang menanamkan investasi dalam proyek joint venture bersama PT Krakatau Steel senilai USD 6 miliar. ’’Dua perusahaan tersebut mengubah corak substansial karena sampai kini sudah ada ratusan perusahaan dari Korsel yang mendatangi BKPM. Mereka mengambil sikap serius untuk berinvestasi di berbagai sektor,’’ kata dia.
JAKARTA – Korea Selatan kini kian agresif menanamkan modal di Indonesia. Setelah pabrik baja PT Pohang Steel and Iron Company (Posco), kini
BERITA TERKAIT
- Bawang Merah Enrekang Siap Penuhi Kebutuhan Nasional di Tengah Kenaikan Harga
- Pahami Risiko Paylater, Layanan Pembayaran dari Marketplace
- Sinar Mas Land Kolaborasi Bareng Xendit Gelar DNA VC Startup Connect
- Perayaan HUT ke-20 Kuku Bima, Ajang Reuni dan Kenang Jalan Panjang Dikenal Masyarakat
- Kuartal I 2024, Pegadaian Raih Laba Rp 1,4 Triliun
- Harga Emas Antam Sabtu (27/4) Naik Rp 7 Ribu Per Gram