Korea Utara Luncurkan Rudal Lagi, NATO Ikut Merasa Terancam
jpnn.com, BRUSSELS - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengutuk peluncuran satelit militer Korea Utara (Korut) dan menyerukan pemimpin negara itu untuk menghentikan tindakan provokatif tersebut.
“Saya mengutuk keras upaya peluncuran satelit militer oleh DPRK (Korea Utara), menggunakan teknologi rudal balistik,” kata Stoltenberg dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
Stoltenberg menekankan bahwa tindakan Korut itu meningkatkan ketegangan, mempertaruhkan keamanan kawasan, dan melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dia menyerukan Korut untuk kembali berdialog guna mencapai denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea.
“Kami berdiri bersama dengan mitra dekat kami di kawasan, Korea Selatan dan Jepang," tutur dia.
Diluncurkan pada Rabu (31/5), satelit Korut tersebut jatuh di Laut Kuning setelah kehilangan momentum karena penerbangan abnormal, menurut laporan kantor berita Korut KCNA.
Korut telah memberi tahu Jepang dan Organisasi Maritim Internasional pada awal pekan ini bahwa mereka berencana meluncurkan satelit antara 31 Mei dan 11 Juni.
Rencana itu menuai kritik karena akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang peluncuran apa pun menggunakan teknologi rudal balistik.
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengutuk peluncuran satelit militer Korea Utara (Korut)
- 33 Ribu Pasukan NATO Siaga di Dekat Perbatasan Rusia
- Korsel dan NATO Sepakat Anggap Korut Ancaman
- Amerika, Korsel dan Jepang Waspadai Aksi Penyamaran Pasukan Siber Korut
- DK PBB Terbelah, Korea Utara Berpotensi Terbebas dari Sanksi
- Dunia Hari Ini: Satelit Mata-Mata Korea Utara Masih Beroperasi
- Terungkap, Korea Utara Dukung Donald Trump di Pilpres AS 2024