Koreksi Rupiah Pada Batas Sehat
Di sisi lain, Financial Market Analyst Bank Himpunan Saudara Rully Nova menuturkan, pelemahan rupiah kemarin dinilai cukup sehat. "Karena beberapa hari ini rupiah sudah naik cukup tinggi," ujarnya kepada koran ini.
Bahkan, menurut Rully, tren rupiah di kisaran Rp 11 ribuan ini masih terus berlanjut jika suku bunga acuan dipertahankan tinggi. Sebab, hal itu akan mencegah capital outflow atau aliran arus modal asing keluar.
"Untuk saat ini suku bunga tinggi diperlukan. Mungkin ada peningkatan 50 basis poin lagi. Tapi tidak dalam waktu dekat ini. Kemungkinan di semester dua triwulan ketiga," jelasnya.
Karena itu, Rully memaparkan, rupiah akan sangat dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Termasuk penguatan ekonomi AS yang dikabarkan berada pada jalurnya. "Stabilnya rupiah memang di kisaran Rp 11 ribu sampai dengan Rp 12 ribu per USD. Pasar tidak jenuh," terangnya.
Sebelumnya, penguatan rupiah dipicu oleh positifnya data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mencetak angka positif pada kuartal empat 2013. BI mencatat surplus akhir tahun tersebut mencapai USD 4,4 miliar.
Penyebab perbaikan data ini adalah menpempitnya defisit transaksi berjalan, sehingga dapat dibiayai sepenuhnya oleh surplus transaksi modal dan finansial. Pada kuartal empat 2013, defisit transaksi berjalan mencapai 1,89 persen dari PDB. Atau lebih rendah dari kuartal dua dan tiga yang masing-masing 4,4 persen dan 3,85 persen dari PDB. (gal)
JAKARTA - Setelah mengalami penguatan untuk beberapa hari terakhir, rupiah kembali terkoreksi. Kendati demikian, pelemahan rupiah terhadap dollar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Harga Emas Antam Sabtu 18 Mei 2024, Naik Rp 7.000 Per Gram
- Layanan SIM Keliling Lima Lokasi di Jakarta Hari Ini
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024
- Stimuno Kembali Raih Penghargaan Top Brand For Kids Awards
- Pupuk Kaltim Beri Reward 15 Distributor Ritel Terbaik, Jalan-jalan ke Luar Negeri
- Birkenstock Meluncurkan Sandal Terbaru, Desainnya Masa Kini, Cek Harganya