Korut Ikut Menebar Maut di Syria
Di antaranya, keramik yang tahan terhadap larutan asam, keran, pipa, dan termometer. Keramik khusus itu konon bisa digunakan untuk melapisi area seluas 5.000 meter persegi.
”Keramik-keramik itu diangkut dengan 13 peti kemas.” Demikian bunyi laporan panel PBB.
Selain material untuk pabrik senjata kimia, Korut mengirimkan rudal balistik plus teknisinya ke Syria. ”Itu melanggar sanksi,” tegas seorang diplomat PBB asal AS.
Reuters menyatakan bahwa senjata, rudal balistik, dan peralatan yang terkait dengan dua benda itu termasuk dalam daftar 40 barang terlarang yang Korut kirimkan ke Syria. Pengiriman tersebut berlangsung pada 2012 sampai 2017.
Dalam laporan setebal 200 halaman itu, panel PBB juga menyebut bahwa rezim Assad menggunakan senjata kimia dalam aksi udaranya di Eastern Ghouta.
White Helmets menduga senjata kimia yang ditembakkan dari jet militer dan mengakibatkan kematian seorang bocah tersebut adalah gas klorin.
Namun, Damaskus membantah tuduhan tersebut. Kini PBB menyelidiki laporan tentang gas klorin itu.
Hubungan Korut dan Syria memang terjalin sejak lama. Pada 2008, DK PBB pernah melaporkan temuan mereka soal transaksi ilegal dua negara. Ketika itu Ryonhap-2 Corporation, perusahaan Korut, terlibat dalam program rudal balistik Syria.
Di tengah kemelut perang Syria, Korea Utara (Korut) melanggar sanksi Dewan Keamanan (DK) PBB. Selasa (27/2), New York Times
- Korsel dan NATO Sepakat Anggap Korut Ancaman
- Amerika, Korsel dan Jepang Waspadai Aksi Penyamaran Pasukan Siber Korut
- DK PBB Terbelah, Korea Utara Berpotensi Terbebas dari Sanksi
- Dunia Hari Ini: Satelit Mata-Mata Korea Utara Masih Beroperasi
- Terungkap, Korea Utara Dukung Donald Trump di Pilpres AS 2024
- Korut Sebut Israel Lakukan Pembersihan Etnis di Gaza