Korut Makin Getol Tes Rudal, China Malah Minta PBB Ringankan Sanksi

Korut Makin Getol Tes Rudal, China Malah Minta PBB Ringankan Sanksi
Rudal hipersonik Hwasong-8 yang baru dikembangkan diuji coba di Toyang-ri, Ryongrim, Jagang, Korea Utara, dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada Rabu (29/9/2021) oleh Kantor Berita Korut KCNA. Foto: ANTARA/KCNA via Reuters/as

jpnn.com, NEW YORK - China dan Rusia mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) untuk meringankan sanksi terhadap Korea Utara.

Kedua negara itu menghidupkan kembali upaya pada 2019 untuk menghapus larangan bagi Korut mengekspor patung, makanan laut, dan tekstil.

Mereka juga meminta agar batasan impor Korut untuk minyak olahan dicabut, demikian bunyi draf resolusi yang dilihat Reuters pada Senin.

China dan Rusia ingin agar dewan yang beranggotakan 15 negara itu mencabut sanksi "dengan maksud meningkatkan penghidupan rakyat sipil" di negara Asia yang terisolasi itu.

Korut telah dikenai sanksi PBB sejak 2006 lantaran mengembangkan program rudal balistik dan nuklir.

Draf resolusi juga memuat usulan pencabutan larangan bagi warga Korut untuk bekerja di luar negeri dan membebaskan sanksi atas proyek kerja sama jalan dan rel kereta api antar-Korea.

Sejumlah diplomat PBB yang berbicara secara anonim mengatakan draf resolusi yang diperbarui itu akan mendapat sedikit dukungan.

Pada 2019, China dan Rusia melakukan pembicaraan informal tentang draf resolusi itu tapi tak pernah mengajukannya ke PBB secara formal.

China dan Rusia mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) untuk meringankan sanksi terhadap Korea Utara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News