Krisis Nuklir Korea
Korut Tak Mau Bernasib Seperti Libya
Beberapa pengamat politik menilai bahwa langkah yang diambil Korut saat ini merupakan taktik agar negara tersebut memiliki daya tawar dalam pertemuan nanti.
Pakar Korea di UC San Diego School of Global Policy Professor Stephan Haggard punya pendapat berbeda. Menurut dia, ada dua kemungkinan yang membuat Korut berubah sikap.
”Yang pertama adalah Kim Jong-un sedang menguji pemerintahan Trump dan mencari tahu apa mereka bisa mendapat pengakuan. Yang kedua adalah mereka berubah pikiran dan hanya ingin mengakhiri saja,” tegasnya.
Secara terpisah, pemerintah Tiongkok berharap pembicaraan Korut dan AS tetap berlangsung. Hal senada diharapkan pemerintah AS.
Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders menegaskan bahwa negaranya tetap mempersiapkan pertemuan AS-Korut sesuai jadwal.
”Presiden siap jika pertemuan itu jadi digelar,” ujarnya. Jika tidak, AS akan melanjutkan aksinya untuk menekan Korut. (sha/c6/dos)
Korea Utara tidak rela dipaksa oleh Amerika Serikat untuk menghentikan total program nuklirnya
Redaktur & Reporter : Adil
- Korsel dan NATO Sepakat Anggap Korut Ancaman
- Amerika, Korsel dan Jepang Waspadai Aksi Penyamaran Pasukan Siber Korut
- Indonesia Didorong Gandeng Rusia untuk Kembangkan Energi Nuklir
- DK PBB Terbelah, Korea Utara Berpotensi Terbebas dari Sanksi
- BRIN Bidik Mitra Internasional untuk Kembangkan Reaktor Nuklir Generasi IV
- Pimpin Latihan Militer, Kim Jong Un Pamerkan Rudal Ganda Superbesar