Kostratani Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Pertanian Kota Palangkaraya

Kostratani Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Pertanian Kota Palangkaraya
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menyambut baik adanya kemandirian masyarakat dan smart economy yang memungkinkan petani untuk berkontribusi langsung terhadap daerahnya. Foto: Humas Kementan.

Dengan luas tersebut, ada 270 ribu jiwa yang hidup di dalamnya yang terbagi dalam lima kecamatan dan 30 desa.

Dari jumlah luas lahan itu, hanya tiga persen wilayah yang dimanfaatkan untuk permukiman dan fasilitas umum, sisanya masih berbentuk hutan, semak, hingga pertanian.

“Luas lahan yang masih tersedia memang sangatlah besar. Sebab, lahan untuk permukiman dan fasilitas lainnya hanya tiga persen. Luas lahan yang tersedia masih 97 persen dari 28 ribu hektare,” jelasnya.

Hera berharap Kementan memberikan dukungan lebih intensif baik melalui Kostratani ataupun Food Estate.

“Dengan ciri lahan gambut, kami tentu terus mencari potensi komoditi yang bisa dikembangkan di sini,” tegas Hera.

Mengoptimalkan lahan dan mendukung konsep Smart Economy, Kota Cantik memiliki mapping komoditi berdasarkan zonasi wilayahnya.

Dengan potensi lahan gambut besar, Sebangau pun ditunjuk sebagai sentra pengembangan padi rawa, sedangkan untuk sentra hortikultura dan buah, spot lahan yang ditunjuk adalah Bukit Batu.

Terkait dengan program Food Estate di Kalteng, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan masa depan cerah kini dimiliki pertanian Palangkaraya.

Program Kostratani dipercaya mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian, apalagi Kota Palangkaraya memiliki target sebagai Smart Economy pada 2021.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News