Kota Bima Digoncang Isu Bom Lagi

Pengasuh Pondok Ibnu Khatab, Alumni PP Almuttaqin Jepara

Kota Bima Digoncang Isu Bom Lagi
Kota Bima Digoncang Isu Bom Lagi
Ditanya tentang Pesantren Ibu Khatab, kata Yaman, pondok tersebut illegal karena tidak mengantongi ijin. Santrinya pun tidak banyak, yaitu sekitar 30 orang. Mereka tak satu pun yang berasal dari Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, tempat pondok tersebut. Seluruhnya dari kecamatan lain, seperti Kecamatan Wera, Dompu dan lain-lainnya.

Sedangkan para pengasuhnya, merupakan alumni Pondok Pesantren Almutaqim, Jepara, Jawa Tengah. Firdaus yang tewas seketika saat bom itu meledak, juga berasal dari pesantren Almuttaqin. ‘’Informasi yang saya peroleh, mereka umumnya alumnus PP Almuttaqin, Jepara,’’ jelas Yaman.

Kata dia, saat pesantren itu digrebek polisi, tak satu pun ditemukan santri. Mereka sudah melarikan diri. Namun, Abrori (40) pengasuh pesantren, asal Desa Leu, Kecamatan Sila itu, sudah diamankan kepolisian. ‘’Muspida Bima dan para ulamanya mendukung langkah-langkah yang dilakukan aparat kepolisian,’’ tutur Yaman, yang kemarin mengumpulkan 100 tokoh agama di kantornya, terkait kasus bom di pesantren tersebut.

Bahkan Yaman menolak kalau Pesantran Ibnu Khatab dikatakan sebagai Pondok Pesantren. ‘’Kalau saya bilang, itu hanya perkumpulan saja. Kalau pesantren, kan ada ijinnya. Santrinya pun banyak. Tapi di pondok Ibnu Khatab ini santrinya tidak sampai 30 orang,’’ ujarnya.

BIMA - Setelah dihebohkan dengan ledakan bom di Pesantren Ibnu Khatab, Bolo, Bima, Sabtu tadi malam kota Bima, kembali dihebohkan dengan isu bom.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News