Kota Bima Digoncang Isu Bom Lagi
Pengasuh Pondok Ibnu Khatab, Alumni PP Almuttaqin Jepara
Minggu, 17 Juli 2011 – 15:21 WIB
![Kota Bima Digoncang Isu Bom Lagi](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
Kota Bima Digoncang Isu Bom Lagi
Ditanya tentang Pesantren Ibu Khatab, kata Yaman, pondok tersebut illegal karena tidak mengantongi ijin. Santrinya pun tidak banyak, yaitu sekitar 30 orang. Mereka tak satu pun yang berasal dari Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, tempat pondok tersebut. Seluruhnya dari kecamatan lain, seperti Kecamatan Wera, Dompu dan lain-lainnya.
Sedangkan para pengasuhnya, merupakan alumni Pondok Pesantren Almutaqim, Jepara, Jawa Tengah. Firdaus yang tewas seketika saat bom itu meledak, juga berasal dari pesantren Almuttaqin. ‘’Informasi yang saya peroleh, mereka umumnya alumnus PP Almuttaqin, Jepara,’’ jelas Yaman.
Kata dia, saat pesantren itu digrebek polisi, tak satu pun ditemukan santri. Mereka sudah melarikan diri. Namun, Abrori (40) pengasuh pesantren, asal Desa Leu, Kecamatan Sila itu, sudah diamankan kepolisian. ‘’Muspida Bima dan para ulamanya mendukung langkah-langkah yang dilakukan aparat kepolisian,’’ tutur Yaman, yang kemarin mengumpulkan 100 tokoh agama di kantornya, terkait kasus bom di pesantren tersebut.
Bahkan Yaman menolak kalau Pesantran Ibnu Khatab dikatakan sebagai Pondok Pesantren. ‘’Kalau saya bilang, itu hanya perkumpulan saja. Kalau pesantren, kan ada ijinnya. Santrinya pun banyak. Tapi di pondok Ibnu Khatab ini santrinya tidak sampai 30 orang,’’ ujarnya.
BIMA - Setelah dihebohkan dengan ledakan bom di Pesantren Ibnu Khatab, Bolo, Bima, Sabtu tadi malam kota Bima, kembali dihebohkan dengan isu bom.
BERITA TERKAIT
- Personel Satgas MTF KONGA XXVIII-O/UNIFIL Menggemakan Takbir di Laut Mediterania
- Penyidik KPK Dinilai Ugal-ugalan Merampas Ponsel dan Barang Sekjen PDIP
- Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman Selama Libur Iduladha 1445 H
- Peduli Ojol, Relawan Mas Gibran Berbagi Sembako hingga Cukur Gratis
- Setuju dengan Argumen Oegroseno, Ray Rangkuti Sebut KPK Telah Melecehkan Saksi Sekjen PDIP
- Rayakan Iduladha, Warga Semarang Tetap Santap Ketupat, Tak Hanya saat Idulfitri Saja