KPK OTT Terus, Ketua Komisi III: Kasihan Negara Ini

KPK OTT Terus, Ketua Komisi III: Kasihan Negara Ini
Ketua Komisi III DPR RI Bambang Soesatya. FOTO: Dok. JPNN.com

Termasuk biaya operasional, tunjangan, fasilitas sarana dan prasarananya serta kewenangan yang luar biasa dibandingkan dengan dua institusi penegak hukum lain seperti kepolisian dan kejaksaan.

"OTT itu murah meriah. Jadi, Kalau KPK hanya menggelar OTT-OTT saja sebagai festivalisasi pemberantasan korupsi, tidak bisa dihindari adanya kesan KPK mau gampangnya saja karena hanya melakukan tindakan atau operasi 'murah meriah'," katanya.

Dia yakin, itu tidak akan memberi efek jera yang signifikan. Lihat saja data, selama 15 tahun KPK berdiri praktik-praktik koruptif semakin marak hampir disemua lini kehidupan bangsa ini.

Memang Sudah puluhan kali KPK melakukan OTT. Target OTT pun tidak tanggung-tanggung. Ada sosok Akil Mochtar yang disergap saat masih menjabat ketua Mahkamah Konstitusi.

Ada pula sosok Patrialis Akbar yang disergap saat masih menjabat Hakim Konstitusi. Lalu aIrman Gusman yang disergap saat masih menjabat ketua DPD.

Belum lagi penyergapan terhadap oknum hakim, oknum jaksa dan penegak hukum lainnya, termasuk oknum pejabat di Mahkamah Agung.

"Terakhir sasaran bergeser bupati dan wali kota terutama yang berasal dari PDIP dan Golkar," tegas politikus Partai Golkar yang karib disapa Bamsoet itu.

Bagi masyarakat pada umumnya, lanjut dia, target-target besar yang berhasil dijaring KPK itu menjadi bukti bahwa mereka memang tidak pandang bulu. Secara psikologis, kinerja KPK itu mestinya membuat siapa pun takut atau jera.

Ketua Komisi III Bambang Soesatyo menilai seringnya KPK melakukan OTT mencerminkan kegagalan sistem pencegaran korupsi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News