Kremlin Tegaskan Tetap Dukung Assad

Kremlin Tegaskan Tetap Dukung Assad
Kremlin Tegaskan Tetap Dukung Assad
Tapi, Lukashevich menepis tanggapan Washington tersebut. "Kami tidak pernah tertidur," kritiknya atas pernyataan AS yang menganggap komentar Bogdanov sebagai momentum terbangunnya Rusia. Sekali lagi, dia menegaskan bahwa Kremlin masih tetap mendukung pemerintahan Assad. Rusia juga tidak mau mengikuti langkah negara-negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Syria.

Sementara itu, pernyataan bahwa rezim Assad kian lemah semakin banyak bermunculan. Kemarin giliran Prancis dan NATO mengungkapkan bahwa presiden 47 tahun tersebut tidak akan bertahan lebih lama lagi. Karena itu, Presiden Francois Hollande mengimbau agar Assad segera meninggalkan pemerintahan. Jika tidak, negara-negara Barat akan membuat Assad menyerah dan turun dari kursi presiden.

"Sekarang semua pihak berbalik menyerang Assad. Karena itu, kita harus memperjelas tujuan kita, yakni membuat Assad lengser secepat mungkin," ujar pemimpin Prancis tersebut menjelang pertemuan dengan para petinggi Uni Eropa (UE) kemarin. Dalam pertemuan itu, mereka membahas krisis Syria yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir meski sudah berlangsung selama 21 bulan.

Bersamaan dengan itu, Chairman Komite Militer NATO Knud Bartels menyatakan bahwa posisi Assad kian lemah. Jenderal asal Denmark tersebut yakin Assad tidak akan bertahan lebih lama lagi. "Menurut saya, Assad segera hengkang. Saya yakin itu," tegasnya seusai menghadiri pertemuan di Kota Moskow, Rusia. Selain NATO, kini AS bersiap menyiagakan rudal Patriot di perbatasan Turki dan Syria. (AFP/RTR/hep/c5/ami)

MOSKOW--Komentar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov soal Syria memantik konfirmasi Kremlin. Jumat (14/12) Moskow buru-buru menjauhkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News