Krisis 2008, 17 Juta Jiwa Miskin
Selasa, 23 Maret 2010 – 14:00 WIB
JAKARTA- Peneliti dari United Nations Development Programme (UNDP), Thaimur Khilji mengungkapkan akibat krisis ekonomi global tahun 2008-2009, menciptakan status miskin pada 17 juta lebih jiwa di Indonesia. Hal ini disampaikan Thaimur dalam National Workshop, The Global Financial Crisis and Vulnerabilities - Impact, Response, Next Step, Selasa (23/3) di Gedung Bappenas, Jakarta. "Banyak orang bekerja di Asia dalam bidang sektor informal dan didominasi oleh perempuan. Akibatnya, juga berdampak pada anak-anak. Di Thailand saja, 95 persen PHK karena krisis. Kemiskinan juga meningkatkan angka imigran. Rata-rata wanita lebih banyak dari laki-laki, sekitar 5:2. Diantaranya menyebar di sektor tekstil, garmen dan elektronik," katanya.
"17 juta lebih warga miskin karena krisis di Indonesia tahun 2008-2009. Untuk bebaskan orang dari kemiskinan, itu butuh waktu yang sangat panjang. Sedangkan di Asia, krisis membuat banyak orang kelaparan. 20 persen ada di India dan paling terbesar memang di Asia," kata Thaimur.
Baca Juga:
Thaimur mengatakan, meski sudah mengalami krisis tahun 1997-1998, namun secara spesifik tidak ada satu negara pun didunia yang memiliki sistem kekebalan menghadapi krisis. Dampak krisis pun banyak dirasakan oleh perempuan dan anak-anak.
Baca Juga:
JAKARTA- Peneliti dari United Nations Development Programme (UNDP), Thaimur Khilji mengungkapkan akibat krisis ekonomi global tahun 2008-2009, menciptakan
BERITA TERKAIT
- Berdayakan Ratusan UMKM, IKPP Diganjar Penghargaan CSR Terbaik
- Asosiasi Kontraktor Indonesia & Propan Raya Berkolaborasi Dukung Pembangunan di Indonesia
- Didimax Kembali Literasi Masyarakat soal Investasi di Pasar Emas dan Forex
- Pakai Nama Baru, CGS ID Targetkan Pangsa Pasar 7,2 Persen pada 2024
- JAVME 2024 dan Jakarta Pet Expo Bakal Digelar Bersamaan, Catat Tanggalnya
- Begini Efek Bansos terhadap Pertumbuhan Ekonomi