Krisis Air Bersih di Lebak Meluas Hingga 16 Kecamatan

Krisis Air Bersih di Lebak Meluas Hingga 16 Kecamatan
Krisis air bersih di Kabupaten Lebak meluas hingga 16 kecamatan akibat kemarau panjang. Foto: Antara

jpnn.com, LEBAK - Krisis air bersih di Kabupaten Lebak, Banten, meluas hingga 16 kecamatan akibat kemarau panjang yang menyebabkan air bawah tanah, seperti sumur, dan sumber mata air mengering.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan, krisis air bersih di sejumlah lokasi berlangsung sejak dua bulan terakhir akibat kemarau panjang.

Untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK) terpaksa masyarakat mencari air di aliran sungai dengan kondisi dangkal. Selain itu juga warga membuat lubang-lubang di tepi sekitar aliran sungai guna menampung air.

"Bahkan, di antaranya masyarakat memanfaatkan air kolam dengan kondisi berubah warna hingga hijau," katanya, Selasa (10/9).

Kesulitan air bersih tersebut dipastikan jumlah daerah di Kabupaten Lebak yang dilanda krisis air bersih bertambah menyusul curah hujan belum turun.

Saat ini kata dia, tercatat 16 kecamatan mengalami krisis air bersih tersebar di Kecamatan Sajira, Cipanas, Bojongmanik, Leuwidamar, Cirinten, Warunggunung, Gunungkencana, Cigemblong, Cijaku, Cihara, Wanasalam, Panggarangan, Cimarga, Muncang, Bayah, Cilograng.

"Kami setiap hari mendistibusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang dilanda krisis air bersih. Pendistribusian itu seara bergiliran karena terbatasnya angkutan kendaraan tangki," katanya.

Ia mengatakan, BPBD akan terus menyalurkan air bersih ke wilayah Lebak bagian selatan meliputi Kecamatan Cihara, Panggarangan, Bayah, Cijaku dan Cilograng.

Krisis air bersih di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak berlangsung sejak dua bulan terakhir akibat kemarau panjang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News