Krisis Air Bersih di Sukabumi Semakin Parah

Krisis Air Bersih di Sukabumi Semakin Parah
Seorang warga mengambil air ke jeriken di sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Foto: Radar Sukabumi

jpnn.com, SUKABUMI - Kekeringan di Sukabumi, Jawa Barat, semakin parah. Dari 47 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Sukabumi, 20 di antaranya mengalami krisis air bersih.

Seperti warga di Kampung Tegaldatar, RT 19/5, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong. Mereka terpaksa menggunakan air sungai Cikaso Cikaler untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti mencuci, mandi bahkan untuk masak sekali pun.

Ketua RT 9, Kampung Tegaldatar, Desa Neglasari, Rully Nurdiansyah (30) mengatakan, sejak dua bulan terakhir, warga di kampung tersebut setiap harinya harus rela berjalan ratusan meter ke sungai Cikaso untuk mengambil air.

“Setiap pagi dan sore, warga di sini selalu datang ke Sungai Cikaso untuk mencuci dan mandi. Bahkan, untuk kebutuhan air minum, warga terpaksa membuat lubang di pinggiran sungai. Setelah itu, airnya diambil untuk kebutuhan memasak dan minum,” kata Rully, Kamis (15/8).

BACA JUGA: Tiga Bulan ke Depan Ribuan Orang Bakal Kesulitan Air Bersih, Ini Data Lokasinya

Warga terpaksa memanfaatkan air selokan tersebut, karena air sumur sudah mengalami kekeringan sejak dua bulan terakhir. “Ada sekitar 140 Kepala Keluarga (KK) dari 450 jiwa yang setiap harinya mengambil air di sungai tersebut,” imbuhnya.

Menurut Rully, air yang diambil sebelum dikonsumsi, terlebih dahulu ditampung dalam jeriken atau toren. Setelah itu, digunakan bagi keperluan mandi, cuci hingga memasak.

“Hampir 90 persen warga di sini kini menggantungkan diri untuk memenuhi kebutuhan air sehari-harinya ke sungai tersebut. Ya kalau warga mampu sih, bisa beli air isi ulang. Tetapi kalau warga yang tak punya uang, terpaksa pakai air selokan yang sudah diendapkan,” paparnya.

Warga terpaksa memanfaatkan air selokan, karena air sumur sudah mengalami kekeringan sejak dua bulan terakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News