Krisis Finansial, Persebaya Balik Kucing

Krisis Finansial, Persebaya Balik Kucing
Krisis Finansial, Persebaya Balik Kucing
Masalah pajak yang ditanggung Persebaya juga besar jika bermain di GBT. Yakni pajak pendapatan sebesar 15 persen dari pemasukan kotor. Fee tiket sebesar tiga persen yang harus disetorkan kepada Dispora Surabaya sebagai pengelola.

Nah, kembalinya Persebaya ke G10N sekaligus mementahkan niatan pelatih Persebaya Divaldo Alves bermain di lapangan terbaik. Lihat saja, saat kalah lawan Semen Padang dan Persiba Bantul, lalu seri lawan Persema Malang, Divaldo selalu beralasan buruknya lapangan yang jadi problem utama tim.

Di sisi lain, janji CEO Persebaya I Gede Widiade soal bonus kemenangan usai menggebuk Negeri Sembilan dengan skor 4-1 Sabtu (19/5) lalu belum terealisasi. Bonus yang dijanjikan Gede Rp 50 juta belum sampai ke kantong pemain. Beberapa pemain yang enggan disebutkan menjelaskan kalau belum juga mendapat kucuran dana segar.

Anehnya ketika dikonfirmasi kepada Gede, pengusaha asal Surabaya itu berkeras suah menggerojok anak asuhnya dengan bonus. "Memang tidak langsung setelah pertandingan. Mungkin malam ini (kemarin, red.) atau besok (hari ini, red.) baru ada di rekening anak-anak," ujar Gede. (dra)

SURABAYA - Krisis finansial Persebaya Surabaya membuat tim mengubah pilihan soal stadion kandang. Gara-gara pemasukan yang tak sesuai harapan dalam


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News