Krisis Populasi di Eropa dan Berkah dari Imigran
jpnn.com - Populasi penduduk di Eropa terus berkurang. Laju penyusutan tercepat terjadi di Bulgaria. Sikapnya yang anti-imigran ternyata justru mengundang masalah baru.
”Tidak ada makhluk hidup lain di sini,” kata Ekaterina Svetulkova sambil mengudap kuaci biji bunga matahari.
Yang dia maksud adalah manusia lain. Sebab, di sebelah bangku beton yang dia duduki sore itu di Banitsa, hanya berbaring seekor anak kucing.
Bagi Svetulkova, Banitsa adalah kampung halaman. Desa kecil itu masuk wilayah Provinsi Vratsa, kawasan barat laut Bulgaria. Meski baru pindah ke desa tersebut pada usia 24 tahun, dia sudah menetap di sana selama 58 tahun.
”Saya tinggal sendirian di sini. Anak-anak saya pindah ke tempat lain yang lebih ramai,” ujar perempuan 82 tahun itu.
Dulu, saat Svetulkova kali pertama hijrah ke Banitsa, desa itu masih normal. Masih banyak aktivitas ekonomi di sana. Tapi, kini semuanya tinggal kenangan.
Pabrik-pabrik roti yang selalu menebar aroma wanginya itu tutup. Demikian juga toko-tokonya. Gedung pertunjukan sudah lebih dahulu ditinggalkan para penonton.
”Sebenarnya masih ada beberapa teman. Tapi, mereka tinggal agak jauh dari rumah saya. Dan, usia mereka juga sudah lanjut. Maka, kami tidak lagi saling mengunjungi,” ungkap Svetulkova.
Populasi penduduk di Eropa terus berkurang. Laju penyusutan tercepat terjadi di Bulgaria. Sikapnya yang anti-imigran ternyata justru mengundang masalah baru
- Brasil Mempermalukan Inggris, Jerman Menampar Prancis
- Kanselir Jerman Minta Israel dan Hamas Setop Berperang selama Ramadan
- Kunjungi Jerman, Menaker Berharap Dapat Memperkuat Hubungan Diplomasi Ketenagakerjaan
- Menaker Apresiasi Badan Ketenagakerjaan Federasi Jerman yang Berminat Terima Perawat Indonesia
- Dunia Hari Ini: Para petani di Jerman Turun ke Jalan Memprotes Kenaikan Pajak
- Kabar Duka, Franz Beckenbauer Meninggal Dunia